Ekonomi Mikro Di Indonesia

natinedJs ⓚ 2017 "Aku sekarang ini memliki Gaji sebesar Rp 3 juta di Jambi, bekerja di Bank BTPN Mitra Usaha sebagai analis, saat ini aku sudah bekerja selama tiga tahun di bank tersebut. Aku ingin membuat Grafik pengeluaranku dari penghasilanku itu bagaimana caranya ya?" Seperti itulah pertanyaan temanku karena dia ingin melihat berapa besar pembelanjaannya selama 6 tahun ini dari waktu dulu masih kuliah sampai sekarang.

Grafik Pendapatan dengan variabel Total Pendapatan yang dapat dibelanjakan

Muncullah Grafik seperti di atas. Wacana tersebut merupakan bentuk hipotesa ekonomi mikro rumah tangga. Pada prinsipnya semua orang ingin punya penghasilan yang bisa membeli apapun di dunia ini. Seperti mobil sport termahal sampai membeli pulau dengan penghasilannya. Artinya dalam teori ekonomi mikro pada prinsipnya semua orang mempunyai keinginan besar.





Kalau kita membaca Grafik tersebut menunjukkan kenaikan setiap tahunnya. Dari tahun 2011, pembelanjaan Rp 500 ribu karena tidak ada produktivitas pendapatan sebagai mahasiswa, Tahun 2012 dia memperoleh pekerjaan untuk membatu dosennya dengan pengeluaran belanja Rp 800 ribu dan seterusnya. Setiap tahun pengeluaran belanjanya semakin meningkat. Dengan kondisi Ceteris Paribus setiap tahun terjadi kenaikan gaji dari kenaikan Upah Minimum di daerahnya.

Ekonomi Mikro di Indonesia, juga mempunyai kesamaan dengan analisa di atas. Menurut perkembangannya artinya ekonomi mikro di Indonesiapun sudah terjadi dari sejak zaman dulu kala, hanya saja Indonesia belum memunculkan teori tentang perekonomiannya sebagai ekonomi terapan di Indonesia. Teori-teori Ekonomi Mikro yang bersumber dari Definisi, Pemisalan dan Hipotesis.

Baca di : Perkembangan Ekonomi Mikro

Suatu keadaan dimana pendapatan negara yang dapat dibelanjakan dari berbagai sektor setiap tahunnya akan terlihat menaik atau menurun dengan berbagai variabel yang menentukan keadaan pendapatan Indonesia.

Kita mengenal istilah barter atau pertukaran dengan kesepakatan yang jelas sehingga kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dari pertukaran tersebut sebagai kebutuhan. Misalnya saya mempunyai jagung teman saya mempunya bawang, pada saat yang sama itulah kebutuhan kami. Bawang tersebut akan saya gunakan untuk masak, sedangkan dia mau menggunakan jagung tersebut untuk penganan sore.

Dari zaman itupun sudah banyak produk-produk industrialisai Indonesia dalam mengembangkan peralatan untuk percepatan produksi agrarian. Sudah terjadi pertukaran di pasar-pasar masyarakat melalui barter, dan tentunya masyarakat ekonomipun menggunakan benda-benda seperti emas dsb untuk mencoba menawarkan pertukaran tanpa ada pihak yang meras dirugikan.

Dari sejak sebelum peperangan, dan terjadinya invasi Belanda ke Indonesia sejak Tahun 1595 sudah banyak kejadian aktivitas ekonomi mikro pada saat itu. Dengan masuknya invasi Belanda untuk menjajah Indonesia akan banyak mengalami perubahan terhadap hasil ekonomi Indonesia saat itu. Kita mengenal Devide et Impera, sebagai sistem tanam paksa penjajahan. Hasil dari agrarian perkebunan di Indonesia tersebut digunakan oleh Belanda sebagai kebutuhan pokok warga Negara disana.

Dari sudut pandang ini sudah terjadi yang dinamakan Opportunity Cost, Belanda mendapatkan kesempatan besar untuk mendapatkan efisiensi produksi kebutuhan pokok tanpa harus menggunakannya di daerah Belanda karena kurang potensial untuk pertanian.

Sistem tanam paksa tersebut merubah pola perekonomian warga Indonesia, dalam masa penjajahan tersebut mereka tidak bisa membaca dan menulis serta tidak tahu melihat senjata. Sedangkan sudah banyak dari penjajahan tersebut karena senjata warga menjadi merasakan ancaman ekonomi. Sehingga semua tenaga warga jelas akan duginakan untuk mengeksplorasi ekonomi.

Dalam Case et al, 2007 revolusi industri di Inggris selama akhir abad ke 18, dan awal abad ke 19 dimana teknologi manufaktur baru dan perbaikan transportasi meningkatkan sistem pabrik modern dan pergerakan massal penduduk dari desa ke kota. Teknologi manufaktur tersebut dibeli oleh Belanda untuk digunakan di Indonesia.

Keadaan tersebut menunjukkan jelas Indonesia juga sudah mengalami perubahan besar dalam dalam pembelajaran tentang industri individual, perilaku unit dalam pengambilan keputusan individual yakni perusahaan bisnis dan rumah tangga. Beberapa pihak mengalami keuntungan karena terjadi kesepakatan bahwa orang tersebut akan mendapatkan sekolah dan gaji sebagai guide tentang wilayah jajah tersebut. Dia mengalami peningkatan ekonomi signifikan dari pengetahuannya untuk membentuk kerjasama dengan Belanda.

Sedikit sketsa perjalanan perekonomian mikro di Indonesia.

Ekonomi mikro Indonesia merupakan kajian yang menarik. Sebagai negara berkembang Indonesia memerlukan banyak percepatan agar aktivitas ekonomi mikro bertumbuh dengan hasil produksi barang dan jasa semakin meningkat dari sisi kuantitas terjadi. Pertumbuhan tersebut dapat terlaksana dengan banyaknya pembangunan yang harus segera dilakukan cepat seperti Pembangunan jalan raya atau tol, Jembatan, dan Sistem transport diperbaiki sebagai penunjang aktivitas ekonomi.

Untuk menilai hasil ekonomi Indonesia dengan cara seperti ini :

Pertama Perekonomian Indonesia yang efisien, perekonomian Indonesia yang memproduksi apa yang diinginkan masyarakat dengan biaya sekecil mungkin. Efisiensi; ilmu fisika “gaya adalah sesuatu yang menyebabkan perubahan keadaan pada benda”. Dengan rumusan

F=m x a, massa di kali dengan percepatan.

Untuk mendapatkan efisiensi ekonomi diperlukan mobil irit, 1 liter bensin untuk 150 km perjalanan. Efisiesien bukan. Mudah dipahami.

“JIKA SUATU PERUSAHAAN DI INDONESIA BISA MEMBUAT PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN 25 PERSEN TENAGA KERJA, DAN BAHAN PRODUKSI ATAU ENERGI KECIL SERTA BARANG TERSEBUT TETAP BERKUALITAS ARTINYA PERUSAHAAN TERSEBUT TIDAK EFISIEN”

Apakah maksud pernyataan diatas?

Produksi dari perusahaan tersebut akan terbatas tidak banyak, sedangkan bila perusahaan itu mereorganisasi dengan sistem teknologi terapan bisa menghemat energy dan tenaga kerja tersebut dapat digunakan untuk memproduksi  barang dan jasa lainnya. Pada intinya pernyataan tersebut tidak memperlihatkan jumlah PRODUK dari penggunaan tenaga kerja sebanyak 25 % itu.

Kedua Perekonomian Indonesia adil (EKUITAS). Keadilan artinya distribusi pendapatan dan kekayaan lebih merata. Keadilan sebagai simbol dari berkurangnya kemiskinan, tetapi mengapa pemerinta hanya mensubsidi tunjangan kemiskinan saja tanpa memperlihatkan produktivitas sumber daya tersebut (manusia Indonesia).

Berarti untuk membentuk ekuitas sesuai dengan keinginan masyarakat tentunya Jalan Tol sudah harus masuk ke daerah-daerah di Indonesia, karena bila dilihat dari hitungan penulis di jalan protokol penghubung antar kabupaten di daerah Sumatera dalam 10 menit ada sekitar 10-12 truk/tronton yang melalui jalan tersebut dengan kecepatan kendaraan bermuatan yang rendah akan membuat perlambatan transportasi. Sehingga kendaraan lain yang lebih ekonomis tujuannya akan terlambat.


Ketiga Perekonomian Indonesia bertumbuh (Growth), Isu, Kompas.Com Rabu, 23 November 2016 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) prediksi sebagai bagian dari kajian Ekonomi Mikro pertumbuhan ekonomi RI 2017 sebesar 5,2 % kenainan sama dengan pertumbuhan. Dalam catatan OJK pertumbuhan akan lebih tinggi bila Ekonomi Domestik optimal, artinya apa Ekonomi didaerah kita masing-masing di genjot untuk lebih produktif lagi dan lebih meningkat lagi kuantitas produksi barang dan jasa di daerah kita masing-masing.

Keempat Perekonomian Indonesia Stabil, atau stabilitas tidak goyang dari terpaan ekonomi global. Seperti kejadian ekonomi Amerika Serikat (AS) tahun 2003 kehilangan 3 juta lapangan pekerjaan, jatuhnya saham teknologi berkontribusi 45 % dalam indeks saham standar and poor's, yang membangkrutkan triliunan dolar AS kekayaan dalam waktu singkat. Pengaruh Ekonomi global tentunya sangat mempengaruhi Indonesia sebagai negara berkembang dan mempunyai pasar perdagangan ekspor barang dan jasa yang besar kepada AS sebagai pembeli produk Indonesia (Case K E, et al, 2007). Keadaan Ekonomi Indonesia persisten terhadap tekanan, dan terjadi sustainable berlangsung terus menerus.
Beginilah cara menilai perekonomian Indonesia bukan berdasarkan sepia tau tidaknya keadaan. Keadaan tidak boleh mempengaruhi produktivitas ekonomi global. Karena, hal tersebutlah yang dapat mempengaruhi jumlah produk barang dan jasa.

Misalnya, di kantor kita dalam kondisi senggang, coba untuk melakukan penjualan melalui online shop ataupun dengan aktivitas penjualan by phone transaksinya akan dilakukan setelah selesai bekerja di kantor. Sudah terdapat pemasukan energy baru dari hasil penjualan tersebut. Bila kita membidangi maintaince pada konsumen perusahaan ambil waktu untuk melakukan kegiatan positif lainnya dengan berjualan barang dan jasa ringan di luar produk perusahaan. Dari semua kegiatan ekonomi yang terjadilah ekonomi domestic berjalan. Kita yang menentukan ekonomi seperti apa. Untuk para writer dalam kondisi off atau aktivitas senggang gunakan waktumu untuk berinteraksi dengan tulisanmu atau dengan BLOGGERmu agar waktu tersebut kita manfaatkan untuk memproduksi barang dan jasa dalam bentuk apapun


Daftar Pustaka
Case K E & Fair R C. 2007. Prinsip-prinsip Ekonomi (Ed-8). Jakarta: Penerbit Erlangga


Previous Post Next Post