5 Langkah Membuat keputusan Kredit yang Efektif dan Benar

Belakangan ini perbankan mikro mengalami shock terapi, kelesuan pertumbuhan kredit menjadi momok bagi perbankan. Kemudian kredit macet atau Non Performing Loan meningkat, begitu pula dengan menurunnya trust kepada perbankan dalam perkreditan karena tekanan setelah kredit bermasalah tersebut sangat besar dari bank.

Permasalahan-permasalahan ekonomi Indonesia. Dalam Total Serve, memperlihatkan permasalahan ekonomi Indonesia yang masih besar pengaruhnya seperti pengangguran dan inflasi.

Pengangguran sangat sulit diatasi, untuk mengatasi hal tersebut karena tidak semua orang akan mempunyai komitmen hidup atau nilai visi dan misi masa depannya, dan pemerintah tidak mendapatkan tempat untuk meningkatkan produktivitas orang per orang secara langsung. Untuk menyentuh banyak lapisan diperlukan konsep bisnis sosialisasi orang per orang untuk menumbuhkan kerja.
Inflasi  dalam hal ini saya sebutkan menurunnya nilai mata uang dari mata uang asing. Dengan pengaruh inflasi ini pendapatan orang-orang akan turun. Bila pendapatan turun, aktivitas ekonomi menjadi lesu karena semua orang tidak mau membelanjakan uangnya untuk beberapa kebutuhan yang bukan kebutuhan pokok.

Itulah sekilah mengenai tulisan kali ini. Hal tersebut berhubungan garis lurus dengan pembuatan keputusan. Setiap pembuatan akan memiliki dampak, dampaknya dari keputusan tersebut. Pihak yang tidak menyetujui, pihak yang dirugikan dan beberapa keadaan yang memungkinkan keputusan tersebut tidak berkontribusi nyata.

Dalam hal kredit, juga merupakan keputusan mutlak terkadang keputusan tersebut tidak relevan. Sehingga perlu pengembangan ilmu kredit yang diaktualisasikan kepada banyak pihak dengan aturan-aturan keputusan yang sama. Atau disebut juga generalilasi kredit.

Untuk menumbuhkan komunikasi decision making yang jelas berpengaruh kepada nilai-nilai kredit yang sehat (Spitzer et al, 1998)


Berikut ini ada 5 Aturan Membuat keputusan (Decision Making) dalam kredit yang efektif;

1. Nilai-nilai adalah bisnis bagus;
  • Bisnis bagus ini berarti sudah ada bisnis yang berjalan di awal, karena hubungan antara calon debitur dengan bank telah menetapkan nilai-nilai yang benar. Sehingga tidak ada pengaruh lain dari hubungan tersebut. Debitur dan bank akan menjalin nilai-nilai bisnis yang bagus.
  •  Nilai-nilai ≠ Altruisme ≠ memamerkan untuk menjadi paling benar
  • Altruisme merupakan prinsip individu untuk memperhatikan kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Aturan etika kemanusiaan. Pada dasarnya altruism menjadi peradaban manusia dimana saja. Contoh nyata yang kita lihat memberikan santunan kepada pengamen dan anak jalanan. Apakah benar kita memang sudah mempunyai uang banyak saat memberikan recehan kepada mereka.
  • Nilai-nilai yang ditekankan pada kredit akan berimplikasi pada pertumbuhan, dengan basis moral dan etika yang kuat kredit akan berjalan dengan baik
  • Bila nilai-nilai tersebut tidak di jaga sangat mempengaruhi kualitas kredit, tentunya akan menyebabkan masalah dikemudian hari. Konsekuensi keputusan kredit tanpa nilai-nilai benar atau dipertanyakan dapat menghancurkan.
Contoh, nilai-nilai; informasi dari eksternal mengenai jumlah pinjaman calon debitur, penilaian dasarnya walaupun tidak terecord dari data Sistem Informasi Debitur BI, tetap saja kuantitas hutang dapat menyebabkan over financing normatifnya hutang yang banyak. Bila ditambahkan lagi assessment keputusan kredit tersebut akan bermasalah dikemudian hari.

1. Tulislah nilai-nilai tersebut; nilai-nilai tertulis dapat dilihat langsung. Penulisan nilai-nilai tersebut terpampang, bukan hanya sekedar buku teoritis. Sehingga nilai-nilai tersebut menjadi kepercayaan dasar atau komunikasi tertulis karena kita selalu melihat nilai-nilai tersebut. Pemahaman akan terus meningkat bila nilai-nilai tersebut terus dikomunikasikan.

Dalam keputusan kredit nilai-nilai dasar ini seperti prinsi 5C, 5P dan 3R. 



Lebih baik memperlihatkan nilai-nilai ini secara tertulis agar diluar kebijakan yang ada nilai-nilai tersebut dapat memperbaiki pemahaman keputusan kredit.

2. Masukkan uang ditempat yang semestinya;

Penggunaan dana sesuai dengan nilai-nilai kredit. Tidak ada penyimpangan untuk keputusan tersebut side straming. Ilmu ini ukurannya adalah melapangkan dada dari sisi financial, jika ini merupakan satu-satunya sumber nilai hal ini akan menjadi salah. Karena, keputusan kredit hanya berdasarkan finansial untuk pelaksana tugas kredit. Buat nilai yang komprehensif, yaitu masukkan uang ditempat yang semestinya.

Ukuran dari keputusan ini, tidak ada pelanggaran penggunaan dana kredit. Jelas sesuai dengan kesepakatan yang terjadi.

Jenis peruntukannya sudah kita ketahui semua di : 6 Langkah Agar Kredit Tidak Macet


3. Ujilah Pemahaman;

Pemahaman marketers dan analisa kredit tentu berbeda. Ujilah pemahaman masing-masing serta efek kedepannya. Kita tidak memancing di kolam yang kotor. Terjadi perubahan yang cepat dalam kredit, karena tumbuhnya ekonomi kreatif masyarakat dalam mengelola usaha mikro. Tidak selamanya keadaan usaha seperti keadaan awal sehingga perlu pengujian pada perubahan tersebut.
Pemahasan harus memadai agar ruang tentang pemahaman tersebut menjadi semakin luas. Implikasinya keputusan kredit akan menjadi normal.


4. Sudut pandang pakar;

Bukan suatu dilema bila pakar menjadi sudut pandang keputusan kredit. Karena kejujuran itu kebijaksanaan yang baik. kredit akan melakukan demonstrasi perubahan sehingga harus ada komitmen untuk menyelaraskan keputusan dengan nilai.
Keselarahan ini lebih cenderung kepada; keadaan umum. Dan itu sudah pasti akan berjalan seperti itu. Artinya kredit harus segera dijalankan. Karena sudah sesuai dengan sudut pandang pakar.


5. Publikasikan;
  • Keputusan tidak selalu pada tempatnya, publikasikan keputusan yang tidak pada tempatnya tersebut agar memudahkan bagian dari pengambil keputusan kredit untuk melihat bahwa nama calon debitur tersebut tidak bankable.
  • Keputusan yang sudah terjadi, dapat menjadi pembelajaran. Sehingga tidak terjadi lagi untuk kredit berikutnya.
  • Tidak ada keragu-raguan dalam keputusan dengan memasukkan nilai-nilai sehingga decision maker bagi kredit.
  • Aturan ini lebih tepatnya bagi pelanggaran kredit, tapi nilai-nilainya untuk banyak pihak yang masih dalam kompartemen kredit tersebut.
  • Komitmen yang diperbaharui dengan berbagai pertimbangan berperan besar etika dalam pilihan-pilihan kredit yang kuat.
Publikasi ini tidak hanya sekedar label. Tapi ini justru akan sebagai fungsi kontrol yang efektif. Contoh nyata publikasi usaha-usaha beserta gambaran usaha yang tidak layak dibiayai.


Faktor-faktor ketidaklayakan tersebut baca di : Karakter Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Daftar Pustaka

Post a Comment

Previous Post Next Post