Biaya Parkir Inap Mobil dan Motor di Bandar Raden Inten II Lampung

natinedJs ⓚ 2017 Bandar Udara Raden Inten II Lampung Selatan, Lampung menjadi bandara paling sibuk ketiga di pulau Sumatera. Penamaan bandara ini diambil dari nama Raden Inten II Sultan Lampung terakhir, juga merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Lampung. Lokasi bandara terletak di Jalan A R Prawiranegara Kelurahan Branti Raya, Kecamatan Natar Lampung Selatan. Akses ke bandara ini sangat mudah karena berada di pinggir jalan raya. Menuju bandara dapat ditempuh baik dengan kendaraan massal atau dengan jasa travel. 

Sejarah Bandara Raden Inten II. Bandar Udara Radin Inten II Lampung sebelumnya bernama Pelabuhan Udara Branti adalah peninggalan Pemerintahan Jepang yang dibangun pada tahun 1943. Pada Tahun 1946 diserahkan kepada Pemerintahan Republik Indonesia Cq. Detasemen Angkatan Udara / AURI. Dari tahun 1946 s.d 1955 Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh Detasemen Angkatan Udara / AURI dan pada saat itu belum ada penerbangan komersial/ reguler.Pada tahun 1955, pengelolaan Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh Djawatan Penerbangan Sipil (DPS) karena pada tahun tersebut Detasemen Angkatan Udara / AURI memiliki pangkalan udara di Menggala Kabupaten Lampung Utara. Pada tahun 1956 Garuda Indonesian Airways merintis membuka jalur penerbangan yang pertama kali dengan rute Jakarta – Tanjung Karang PP, dengan menggunakan pesawat jenis Barron dan pada tahun itu juga penerbangan komersil dimulai dengan frekuensi penerbangan tiga kali/minggu (jenis pesawat Barron diganti Dakota) dengan panjang landasan pacu ± 900 M. Pada tahun 1963 secara resmi Bandar Udara Branti dari AURI diserahterimakan kepada Residen Lampung dan pada tahun 1964 diserahkan pengelolaannya kepada Djawatan Penerbangan Sipil (DPS).Pada tahun 1975 (Pelita II Tahun I) dimulai pembangunan landasan baru yang terletak disamping/sejajar dengan landasan lama. Pembangunan landasan baru dengan maksud untuk dapat didarati pesawat jenis F - 28 dan sejenisnya. Secara bertahap landasan dibangun dan pada saat itu panjangnya mencapai ± 1.850 M. Pada tahun 1976 pembangunan landasan beserta Apron yang baru telah selesai dan diresmikan penggunaannya pada bulan Juni 1976 oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Bapak Marsma Kardono dengan menggunakan pesawat F - 28 MK 3.000. Pada tanggal 1 September 1985 istilah Pelabuhan Udara Branti dirubah menjadi Bandar Udara Branti dengan singkatan Bandara Branti, sesuai dengan Telex Sekretaris Jenderal Departemen PerhubunganNo. 378/TLX/DEPHUB/VIII/85 Tanggal 22 Agustus 1985. Sejak tanggal 11 Agustus 1989 PT. GIA tidak melayani jalur penerbangan Jakarta – Tanjung Karang PP dialihkan kepada PT. MNA diterbangi 7 Flight/hari dengan pesawat CN – 235, disamping itu juga ada insidentil Flight / Penerbangan Carter. Selain untuk Jakarta – Bandar Lampung PP, dilayani juga rute Palembang – Bandar Lampung PP. Terminal baru yang selesai dibangun tahun 1995 diresmikan dalam pengoperasian oleh Menteri Perhubungan pada tanggal 22 Mei 1995. Bandara Branti dirubah menjadi Bandar Udara Radin Inten II berdasarkan SK. Menteri Perhubungan No. KM. 10 Tahun 1997, tanggal 10 April 1997 diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada tanggal 21 April 1997. Terhitung mulai tanggal 29 April 2004 PT. MNA yang tadinya mengoperasikan pesawat jenis Fokker 28 (F-28) diganti dengan pesawat berbadan lebar jenis Boeing 737 Series 200 (MZ – 202 / Flight II). Pada Tahun Anggaran 2004 landasan pacu diperpanjang dari 1.850 M’ x 30 M’ menjadi 2.000 M’ x 30 M’. Maskapai penerbangan Sriwijaya Airlines mulai membuka jalur penerbangan pada tanggal 3 Mei 2005 dan Adam Air pada tanggal 5 September 2005 dengan jenis pesawat yang sama yaitu Boeing 737 Series 200, sedangkan Riau Airlines pada tanggal 06 Nopember 2006 dengan jenis pesawat Fokker – 50. Pada Tahun Anggaran 2007 landasan pacu diperpanjang dari 2.000 M’ x 30 M’ menjadi 2.250 M’ x 30 M’. Pada Tahun 2008 Maskapai penerbangan Adam Air (1 Maret 2008) dan Riau Air (2 Juni 2008) tidak melayani lagi jalur penerbangan ke Bandar Udara Radin Inten II. Maskapai penerbangan Batavia Air mulai membuka jalur penerbangan ke Bandar Udara Radin Inten II pada tanggal 8 Agustus 2008.

Bandara Raden Inten II kini Bisa Parkir Menginap

Pendatang ke Lampung baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara (wisman) gerbang awalnya melalui bandara ini. Lampung sangat terkenal dengan wisata pantainya dan beberapa wisata lainnya. Diantaranya selancar di Tanjung Setia, Taman Nasional Way Kambas (ASEAN Heritage Park Way Kambas). habita alam laut lumba-lumba Teluk Kiluan, dan pesona bawah laut pulau Pahawang. Beberapa destinasi yang masih dekat dengan perkotaan seperti pantai Mutun, Klara (Klapa Rapet) mungkin sebelum beach clearing pepohonan kelapa sangat rapat didaerah pantai ini, dan Sari Ringgung.

Berita Bandara Raden Inten II

Bandara Raden Inten II Lampung mengadopsi gaya futuristik. PT Angkasa Pura II (Persero) akan menjadikan Bandara Raden Inten II sebagai bandara peyangga Bandara Internasional Soeta, Tangerang. Status bandara ini merupakan bandara civil internasional bukan enclave civil seperti Halim Perdana Kusuma yaitu bandara militer yang pemanfaatannya digunakan untuk penerbangan sipil. Masa perbaikan dan renovasi bandara ini telah dilakukan dari tahun 2016. Terjadi pembangunan di bandara ini. dan saat ini pada tahun 2017 semester I sudah di operasikan. Sumber : CNNIndonesia.com

Form Bandara Raden Inten II

Bangunan baru  terdiri dari shelter untuk waiting room lantai dua dan untuk parkir terdiri dari 5 lantai. Pembangunan dilakukan bertahan dan sudah selesai. Bangunannya sangat bagus. Dapat dilihat dari bagian front keberangkatan sangat nyaman. Loket dari maskapai sudah dikelola lebih baik dan profesional. Terdiri dari Garuda Indonesia loket khusus disebelah kiri pintu, dan loket lainnya untuk check in dari maskapai swasta.

Parkir Bandara Raden Inten II saat ini sudah menyediakan jasa untuk parkir menginap. Dikelola dengan jasa layanan parkir swasta, Sehingga akan lebih nyaman bagi pengendara untuk memarkirkan kendaraannya. Parkir umum berada di lantai 1 dan 2 tidak dapat digunakan untuk menginap. Biaya parkir tidak menginap dikenakan per jam. Sedangkan untuk menginap harus melakukan langkah seperti di bawah ini :

1. Masuk ke gate park sebelum masuk ke bandara (secure park) akan mengingatkan untuk mengambil tiket biasa.
   
   
2. Bila masih ada penjagaan dari juru parkir segera berikan peringatan bahwa anda akan menginapkan kendaraan anda baik roda dua maupun tiga.
   
   
3. Juru parkir ini akan memberikan arahan untuk melakukan permohonan perizinan dari staf parkir bandara.
   
   
4. Kantor perizinan menginap itu berada di ujung bangunan belok ke arah kiri, disana ada ruangan kantor untuk meminta perizinan menginapkan kendaraan.
   
   
5. Tarif kendaraan roda empat menginap Rp 75.000,-/hari.
   
   Mobil akan diarahkan untuk diparkirkan ke lantai 3, ada sign di lantai tiga untuk parkir bagi wanita dan parkir umum. Bila anda laki-laki tidak boleh menggunakan parkir bagi pengendara wanita. Setelah itu turun melalui lift gedung parkir menuju gate ke arah bandara.

Baca juga : 8 Instansi Kementrian Buka Penerimaan Siswa Sekolah Kedinasan