Objek Wisata Bali Desa Wisata Adat Penglipuran

natinedJs Ⓚ2018 Desa Wisata Adat Penglipuran, terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali, dengan ketinggian 500-600 m di atas pemukaan laut dan koordinat GPS 8,0292893° LS, 115,03036° BT. Yang berjarak 5 Km arah utara dari Kota Bangli dan 45 Km dari kota Denpasar.


Luas Desa Penglipuran adalah 112 Ha, 9 Ha digunakan sebagai pemukiman warga dan sisanya adalah hutan dan tanah tegalan atau ladang. Dari sudut pandang sejarah, kata panglipuran berasal dari kata “pengling pura” yang memiliki makna eling/ingat akan tempat suci/ pura untuk mengenang para leluhur. Desa ini sangat berarti bagi penduduk sejak leluhur mereka datang dari desa bayung gede, kecamatan kintamani yang jaraknya cukup jauh dari desa panglipuran, oleh karena itu masyarakat desa panglipuran mendirikan tempat suci/ pura yang sama sebagaimana yang ada di desa Bayung Gede. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat desa panglipuran masih mengenal asal-usul mereka.

Pendapat lain mengatakan bahwa “penglipuran” diambil dari kata “penglipur” yang berarti “penghibur” dimana pada jaman kerajaan desa ini kerap kali dipakai raja untuk tempat peristirahatan.


Desa penglipuran sudah ada sejak 700 tahun yang lalu, yaitu pada zaman kerajaan Bangli. Menurut penuturan para sesepuh/ penglisir, desa penglipuran merupakan serpihan dari desa Bayung Gede, Kintamani. Kata penglipuran berasal dari kata “pengeling dan pura” pangeling = ingat/ mengingat, dan pura =  tempat/ benteng/ tanah leluhur. Jadi penglipuran artinya ingat kepada tanah leluhur/ tempat asal mulanya. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa pendahulu/ leluhur desa penglipuran berasal dari desa Bayung Gede, Kintamani. Karena letak jarak antara antara Kota Raja Bangli dengan Desa Bayung Gede sangat jauh (sekitar 25 km) dan perjalanan jaman dulu dengan jalan kaki dan maksimal naik kuda, maka untuk memudahkan komunikasi dibuatlah semacam peristirahatan di daerah Kubu (4,5 km) dari kota Bangli. Dari waktu ke waktu akhirnya warga ini terus bertambah banyak karena sudah ada yang berkeluarga dan sudah layak untuk menjadi desa. Sebelum bernama Penglipuran, desa ini dulunya bernama desa Kubu Bayung yang artinya orang Bayung yang tinggal di wilayah Kubu


Desa Adat Penglipuran merupakan satu kawasan pedesaan yang memiliki tatanan spesifik dari struktur desa tradisional, sehingga mampu menampilkan wajah pedesaan yang asri. Penataan fisik dari struktur desa tersebut tidak terlepas dari budaya masyarakatnya yang sudah berlaku turun temurun. Sehingga dengan demikian Desa Adat Penglipuran merupakan obyek wisata budaya. Keasrian Desa Adat Penglipuran dapat dirasakan mulai dari memasuki kawasan pradesa dengan hijau rerumputan pada pinggiran jalan dan pagar tanaman menepi sepanjang jalan, menambah kesejukan pada daerah prosesi desa.

Pada areal catus pata setelah prosesi tersebut, merupakan areal tapal batas memasuki Desa Adat Penglipuran. Balai wantilan dan fasilitas kemasyarakatan serta ruang terbuka pertamanan, merupakan daerah selamat datang (Welcome Area). Areal berikutnya adalah areal tatanan pola desa, yang diawali dengan gradasi ke fisik desa secara linier ke arah kanan dan kiri.

Konsep "Tri Mandala" diterapkan di desa ini, yang membagi desa menjadi tiga bagian utama. Bagian paling suci adalah "Utama Mandala" yang terletak di bagian Utara desa di mana candi berada, bagian kedua disebut "Madya Mandala" di mana penduduk desa hidup dan melakukan kegiatan mereka, dan bagian terakhir adalah "Nista Mandala" di mana kuburan berada.

Baca juga : Bandara Raden Inten II Lampung

Post a Comment

Previous Post Next Post