natinedJs ⓚ 2018 Keberagaman Indonesia berawal dari banyaknya taipan yang hendak mengenal kawasan tropis Indonesia melalui perdagangan laut. Sehingga karena sudah mulai merasakan kedamaian di Indonesia dan penerimaan Indonesia terhadap negara-negara yang melakukan perdagangan di Indonesia sehingga banyak yang memilih untuk menetap di Indonesia. Sampai saat ini ada beberapa keturunan yang sudah menjadi warga negara Indonesia keturunan Tionghoa, Belanda, dan Jepang.
Museum ini menjadi tempat disimpannya berbagai koleksi pustaka peranakan Tionghoa di Indonesia. Banyak sekali pustaka bersejarah dalam bentuk buku ataupun koleksi gambar dan papan nama Tionghoa yang berada di Museum ini. Pengalaman dalam membaca warisan leluhur ini dapat memberikan banyak sekali pengetahuan tentang seni, politik dan berbagai aktivitas peranakan Tionghoa.
Papan nama Tionghoa berada pada beberapa dinding museum, papan nama asli keturunan Tionghoa. Museum Pustaka ini berdiri sejak tahun 2010, dengan motivasi pendiri bernama Azmi karena keprihatinannya melihat kejadian 1998. Koleksi buku dan naskah sampai saat ini berjumlah kurang lebih 20.000.
Dari sejarahnya banyak sekali kontribusi Keturunan Tionghoa utamanya dibidang EKONOMI dan BUDAYA terlebih beberapa kuliner yang saat ini eksis dan menjadi kuliner yang tidak pernah tergerus oleh zaman.
Beberapa buku koleksi di Museum ini :
- Buku catatan kegiatan sekelompok pandu dengan ilustrasi memukau karya Goei Tek Tjiang pada 1946-48.
- Aksara Jawa karya Tjan Tjoen Hiang di Surakarta pada 1891. Tjan menceritakan kisah roman klasik Tingkok, Sie Djin Kwie. Sebagai salah satu upaya dari warga Tionghoa untuk menjadi bagian sebagai orang Jawa, kendati sejatinya mereka adalah orang Jawa itu sendiri.
- Arsip dan foto kehidupan John Lie dan istrinya
Tentu seru dan memberikan keingintahuan yang cukup besar dalam eksistensi dan perjuangan warga Tionghoa dalam perjuangan sejarah Indonesia.
Lokasi : Google Maps
Contact person :
Telp/HP : | 0812-9405-2035 (AZMI ABUBAKAR) |
Tags
Infopedia