4 Cara Kerja Kolektor Leasing atau Bank

natinedJs ⓚ 2015 Dalam perputaran bisnis perbankan mikro, account officer (pemasar) berusaha mencapai target debitur lending. Setelah mendapat debitur serta pasar penjualan produk perbankan tersebut terbentu, mulailah timbul permasalahan. Dominasi kesalahan tersebut terdapat pada kemampuan debitur dalam membayar (disposible income). Hubungan kemampuan bayar tersebut tentunya bukan faktor utama gagal bayar nasabah. Hal utama gagal bayar tersebut merupakan kajian usaha pra pencairan. Perlu diketahui proses tersebut dari awal agar limit kredit dan juga penggunaannya sesuai dengan proposal pengajuan. 



Inilah awal penting dalam proses collection (tagih tertunggak). Pembayaran tunda ini bersifat kumulatif terhadap perjanjian gagal bayar harian sesuai dengan dengan yang berlaku. Tunda pembayaran tepat waktu dapat menyebabkan siklus uang perbankan menjadi bergerak negative sehingga proses penagihan ini dapat diandalkan untuk pengembalian pokok usaha perbankan.

Seperti terlihat pada gambar plank dibuat karena nasabah mendapat perhatian khusus agar dapat melakukan pelunasan pembayaran. Sehingga objek aset menjadi fokus pekerjaan kolektor untuk membentuk keputusan final dari nasabah apakah dapat melakukan pelunasan secara langsung atau dengan menjual aset yang di jaminkan tersebut.

Cara Kerja Kolektor secara Umum Terangkum sebagai Berikut;

Mencari Lokasi

Kolektor bertugas dalam mengelola debitur tertunggak. Proses awalnya adalah koordinasi. Pengetahuan tentang lokasi debitur dan permasalahan tunggak. Terjadi pendampingan oleh pemasar saat awal penagihan. Penunjuk arah ini dapat mengefisiensikan pekerjaan. Setelah melalui prosedur konstektual penagihan akan melaju. Tantangan akan muncul ketika debitur berada di lokasi-lokasi yang tidak mudah di jangkau serta debitur yang tidak terlalu di kenal oleh warga sekitar.

Sementara itu banyak kejadian diluar dugaan dengan pelanggaran atas kredit. Pelanggaran inilah yang dapat menyebabkan meningkatnya beban usaha unit mikro perbankan. Selama penyaluran dana tersebut masih berada di tangan debitur dan tidak ada ketepatan waktu pembayaran berdasarkan keputusan bersama untuk menjalani kredit. Peranan penagiahan menjadi sangat penting.

Negosiasi


Tapi, apalah daya kolektor juga manusia. Pekerjaan ini sebenarnya tidaklah menakutkan sebagaimana dibayangkan oleh berbagai pihak. Namun, justru inilah bagian dari negosiasi dan sugesti positif untuk meyakinkan debitur. Bahwa di satu kredit itu adalah bentuk kerja sama. Bagian lain adalah penggunaan dana bank tersebut telah melalui prosedur sehingga bila penggunaan dana di salah gunakan oleh debitur akan berbeda hasilnya. Keadaan itu banyak yang tidak berpengaruh langsung pada debitur yang mempunyai sidrom pertanggung jawaban rendah.

Tips, dalam penanganan atas wan prestasi debitur lebih banyak pendekatan persuasif. Sebagai mitra perbankan mengembangkan potensi gagal menjadi berhasil dengan berbagai wawasan kolektor akan dapat menambah emosi baik atas debitur. Emosi negatif atau pendekatan frontal dengan pemaksaan tidak mendekatkan mitra tersebut. Keadaan ini dapat menjadikan phobia kekerasan atas tunggakan tersebut terhadap debitur. Dan, kenyataannya debitur sendiri tidak tersentuh bahkan akan membuat pertahanan dengan melibatkan pihak yang tidak ikut bertanggung jawab atas proses tersebut. Keadaan akan semakin sulit dan mungkin tidak terselesaikan.

Alternatif atau pilihan penyelesaian juga dapat menjadi pendekatan persuasiaf. Mengingat pentingnya nilai dana yang masih berada pada kreditur. Misalnya penawaran pengurangan angsuran (restruktur) dan lainnya berdasarkan kebijakan usaha perbankan masing-masing.

Tips, berikutnya tentang titik jenuh dan proses paksa. Dua ini merupakan pemicu adrenalin karena bisa terjadi kontak antara pihak bank dan debitur. Sebagai contoh debitur dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal untuk menunda pembayaran. Pola pikir antagonis serta cara debitur untuk tidak menghiraukan perjanjian yang berlaku. Apakah tindakan dari cara tersebut langsung segel atas jaminan yang digunakan?. Berbagai keadaan bisa terjadi karena semua pendekatan tidak mendapat tanggapan positif.

Visi

Agar proses penagihan dapat dilaksanakan dengan baik. Tim usaha perbankan harus memiliki satu visi. Semua dapat mengambil bagian untuk membantu pemusatan atas debitur dan penyelesaian tunggakan tersebut. Keberlanjutan mitra serta usaha perbankan mikro tersebut dapat terjalin tanpa ada pemburukan nama atas usaha karena berbagai sikap yang tidak menyertai cara yang tepat. Tentunya teknik negosiasi dan kemampuan untuk sugesti sangat penting. Bila tidak ada jalur persuasi yang sifatnya membangun satu sama lain tentunya suasana akan lebih keruh bahkan kesia-siaan yang akan menyebabkan Non Performing Loan (rasio kredit macet akan meningkat). Secara menyeluruh rasio kredit macet ini berhubungan dengan perputaran mata uang negara yang akan berhenti di dalam asset yang tidak pernah dikembalikan oleh debitur tertunggak tersebut kepada bank pemilik aset melalui dana kredit tersebut.

Inilah inti keterkaitan tersebut agar pihak penyelenggara perbankan dapat melakukan berbagai inovasi untuk memberikan kredit serta penyelesaian atas kredit dalam posisi lancer dan tertunggak. Begitu juga dengan debitur agar sudah dapat memastikan penggunaan atas dana bank serta komitmen yang baik atas penggunaan dana usaha tersebut.

Penyelesaian Permasalahan

Kolektor juga manusia. Bukanlah manusia setengah dewa yang dapat menyelesaikan permasalahan debitur karena mereka juga membutuhkan waktu istirahat yang sama cukupnya. Tidak perlu untuk membebankan permasalahan pada pihak lain. Solusi penyelesaian merupakan resolusi penting agar terjaga kemitraan yang baik dan tidak memberikan kesalahan kepada individu atau unit usaha perbankan tersebut. Satu nilai penting adalah berani berbuat berani bertanggung jawab berani membubuhkan tanda tangan atas kredit dalam perjanjian kredit berani bertanggung jawab selama proses kredit tersebut melalui pembayaran hutang lancar.

Post a Comment

Previous Post Next Post