Cara Mengelola Pinjaman Online Untuk Usaha

natinedJs Ⓚ 2016 Beberapa tahun lalu teman saya mengatakan untuk membangun usaha. Dia menerima pension dini dari salah satu bank swasta tempat dia bekerja. Dia berharap besar dari uang yang diterimanya tersebut dia bisa membangun usaha. Karena, dia tidak ada keinginan lagi untuk bekerja. Dia menanyakan langsung kepada saya “usaha apa yang enak dijalankan bro?”. tanpa basa-basi saya langsung menjawab “tidak ada usaha yang enak bro, yang ada adalah usaha yang menguntungkan”. Teman saya langsung memudarkan wajahnya seolah tidak menerima pendapat saya.


Lebih panjang lagi cerita ini, saya langsung menjelaskan kenapa saya mengatakan itu. Supaya dia teman saya itu tidak susut karena moodnya sudah hilang. Kecepatan bicara saya membuat dia berdecak karena saya langsung mengatakan “lo udaha pernah kerja di bank ‘x’ bro, di pendi pula *alias pensiun dini. Kerja lo tiap hari bawa handuk di peres, tekan orang supaya bayar angsuran. Sekarang lo nanya usaha apa yang enak. Tidak ada. Usaha menguntungkan dan peluangnya dapat berjalan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Itulah usaha sebenarnya. Karena ada keturunan dari usaha tersebut bila kita dapat membangunnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012 menyebutkan usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya, untuk mencapai sesuatu. Pengertian kedua kegiatan di bidang perdagangan (dengan maksud mencari untung); perdagangan; perusahaan. Jelas sekali pengertian kedua aksi ambil untung. Itu sudah. Tidak perlu diperpanjang lagi. Dan teman saya, akhirnya menyela. “Aku manut wae kang!”.

Kajian ini akan banyak membahas mensiasati pinjaman bank dengan usaha. Alih-alih ingin mendapatkan untung tapi karena tidak ada terapan prediksi pendapatan pasar dalam usahanya akhirnya pinjaman banknya menjadi pusat perhatian elemen bank. Pusat perhatian bukan karena lancar melainkan karena tunggakan atau macet atau Non Performing Loan (NPL).

Mari sejenak kita masuk kedalam pembentukan basic keuangan usaha. Urutan-urutan keuangannya seperti ini.

  • Pendapatan usaha : Jumlah seluruh pendapatan dari setiap transaksi jual beli barang atau jasa dalam periode tertentu hari, minggu atau bulan tanpa ada pengurangan hasil. Nilai ini adalah mutlak dan tidak dapat diganggu dalam satu bulannya. Menggunakan perhitungan 1 bulan karena periode jatuh tempo angsuran adalah 30 hari Month To Month (MTM).
  • Harga Pokok Penjualan (HPP) : harga dasar yang telah ditetapkan distributor pertama kepada distributor kedua sebelum sampai ke konsumsi. Misal harga handphone xiaomi redmi note 3 16 GB dengan harga Rp 1.4999.000,- dari dari distributor untuk mendapatkan untung harus menjual Rp 1.650.000,- pertimbangannya adalah faktor perubahan harga awal beli dengan harga jual 15 hari days on hand (DOH) barang tersebut.
Faktor pengurang.

  • Sewa/kontrak : ruko, toko, kios, los, lapak, atau kendaraan yang menjadi beban biaya sewa/kontrak dalam menjalankan usaha
  • Gaji pegawai : biaya untuk mempekerjakan sumber daya manusia dengan nominatif sesuai dengan bidang pekerjaannya.
  • Telepon, listrik & air : biaya untu keperluan lalu lintas kebutuhan operasional usaha. Telepon untuk membangun mitra usaha, listrik untuk penerangan dan pembangkit alat usaha, air untuk keperluan metabolism tubuh.
  • Transportasi : biaya akomodasi untuk keperluan perjalanan dinas dalam melakukan bidang kerja dalam usaha tersebut.
  • Pengeluaran lainnya : uncontrolled outcome pendekatannya adalah uang ditahan untuk pembiayaan keperluan di luar keperluan mayor usaha.
Jumlah

  • Pengeluaran usaha : jumlah biaya keseluruhan yang digunakan MTM berdasarkan kebijakan yang diberlakukan pemilik usaha
 Laba rugi kotor

  • Keuntungan usaha : jumlah pendapatan usaha kotor
  • Penghasilan lainnya : penghasilan suami/istri atau penghasilan di luar usaha. Harap untuk tidak mengabaikan pendapatan minor. Bila pendapatan minor dilakukan berkesinambungan akan dapat meningkatkan laba/rugi. Semua pendapatan tidak menjadi kebutuhan rumah tangga karena perhitungan jumlah biaya rumah tangga sudah tersendiri
 Jumlah

  • Belanja rumah tangga : kebutuhan papan, pangan, dan sandang dari pengelolaan hasil usaha bulan berjalan
  • Sewa/kontrak rumah : biaya sewa/kontrak untuk tempat tinggal pribadi. Biasaya sewa/kontrak tersebut dimasukkan dalam sewa/kontrak keseluruhan. Tempat usaha dan tempat tinggal untuk usaha rintisan.
  • Pendidikan : biaya pendidikan anak, untuk anak usia dini diabaikan
  • Telepon, air & listrik : penggunaan biaya untuk komunikasi, metabolism dan penerangan. Pengeluaran tersebut wajib dipisahkan. Karena pola destruksi operasional usaha dan operasional usaha dapat menyebabkan berkurangnya modal kerj
  • Transportasi : biaya rumah tangga dalam melakukan aktivitas rumah tangga dengan bermacam alat transportasi
  • Pengeluaran lainnya : pengeluaran tak terduga seperti masuk rumah saki dan sebagainya
Jumlah selanjutnya Faktor pengurang

  • Sisa penghasilan : jumlah penghasilan nett belum dikurangi dengan kewajiban bila usaha tersebut dibebankan dengan kewajiban hutang          
  • Angsuran/kewajiban : nominatif pembayaran ansuran yang muncul dari kerjasama penggunaan dana usaha dari bank atau lembaga keuangan lainnya.
  • Disposable income : laba/rugi
Baca juga referensi : Cara Mengembangkan Usaha Kecil

Pada prinsipnya sudut pandang keuangan seperti yang sudah disebutkan. Akan tetapi modifikasi juga tetap terjadi dalam kasus-kasus tertentu. Dua hal yang mempengaruhi laba/rugi usaha kotor dalam menjalankan usaha adalah biaya operasional usaha dengan biaya rumah tangga. Dalam melakukan usaha perlu dilakukan kejelian dalam mengamati barang/jasa cepat jual dan lambat jual. Hal ini diperlukan karena untung dapat terbentuk bila item barang/jasa cepat terjual.

Kiat-kiat mengenai pendapatan dan pembayaran kewajiban bank perlu di cermati dengan kehati-hatian. Produksi untung tidak dapat dilakukan dengan mudah bila kreativitas dalam menjalankan usaha tersebut tidak menarik perhatian publik. Karena, jual barang/jasa tidak semata-mata mengandalkan produk karena persepsi dari produklah titik close deal kredit. Penulis mengingatkan untuk “pembelian dapat terjadi karena ketertarikan, ketertarikan dapat terjadi karena sudah terjadi perubahan persepsi Dari tidak mau menjadi mau. 

Jadi selalu di ingat kewajiban tidak dapat dibayarkan oleh modal kerja melainkan dengan keuntungan dari usaha jual beli barang/jasa. Modal kerja akan tetap balance antara uang karta dan uang virtualnya dalam suatu periode. Tidak ada perubahan mengarah pada negatif modal kerja. Modal harus selalu utuh antara barang dan uang tersedia. Misal, Bu Sami mempunyai usaha warung sembako dengan total uang di tahan Rp 17 juta, sedangkan dalam ruang kios tempat usaha Bu sami terdapat Rp 30 juta sehingga modal kerja Bu Sami Rp 47 juta. Dominasi kondisi ini harus terjadi selama terbentuknya transaksi modal kerja. Tidak dapat dikurangi, dan akan lebih baik untuk ditambahkan.

Pola usaha yang baik adalah dengan profit margin sebagai pendapatan usaha untuk melakukan pembayaran kewajiban hutang adalah 3x atau 70 % dari pendapatan total yang dapat digunakan sebagai uang pembayaran angsuran. Titik tersebut merupakan stasioner yang menjadi titik puncak batas maksimal pendapatan yang dapat digunakan untuk pembayaran kewajiban hutang.
Previous Post Next Post