natinedJs ⓚ 2016 Makanan sebagai kebutuhan pokok dari manusia. Karena setiap orang mencari rezeki untuk membeli makanan. Baik itu mereka masak sendiri maupun dengan membeli masakan dari warung makan. Warung makan merupakan usaha yang melayani jasa rasa dan jasa kebutuhan perut yang didera lapar. Warung makan merupakan usaha yang menggiurkan karena omset usaha dihitung berdasarkan bahan makanan yang disajikan per porsi dari harga pokok penjualan (HPP). Sehingga keuntungan rata-rata yang muncul dari menjalankan usaha ini 45-50 %.
Tempat usaha : aktivitas ekonomi tinggi sehingga kebutuhan akan makanan yang sudah tersaji dan siap dibeli dapat langsung dinikmati. Misalnya, di rumah, dekat dengan kos-kosan, dekat kampus dan perkantoran dan atau dekat dengan pasar.’
- Perlengkapan masak : kompor gas atau bahan bakar memasak dari kayu dsb, kuali, peralatan memasak, piring atau wajan tempat menyajikan makanan dan juga piring untuk makan pengunjung.
- Tempat menyajikan masakan : etalase, meja dan kursi makan (tidak termasuk kursi dalam usaha warung makan lesehan), gelas, mangkok, dll
- Bahan baku untuk mengelola masakan : sayuran, tempe, tahu, telur, ikan, daging, serta bumbu. Pada prinsipnya ketika usaha ini dimulai dengan menemukan pemasok atau supplier dengan harga lebih murah dan dapat di piutangkan dalam jangka waktu tertentu margin keuntungan akan lebih meningkat.
- Usaha yang sensitif dengan rasa. Beberapa usaha penyaji masakan mempunyai jargon “rasanya belum ketemu perlu ditambah lagi dengan garam”. Begitulah penyampaian mereka ditempat masak. Untuk ritme usaha dari rasa ini gunakan tester untuk membentuk opini terhadap rasa masakan tersebut misalnya tetangga dekat setempat, atau dari tester yang memang kita gunakan yang dapat memperlihatkan selera kebanyakan orang.
Masakan yang dapat disajikan :
- Nasi putih catatan 1 liter berasa akan menghasilkan 6 porsi piring makanan (1 Porsi nasi = Rp 2.500,-)
- Tempe goreng
- Tahu goreng
- Sayur gori/sayur nangka
- Ayam goreng
- Telur bulat rebus
- Ikan goreng
- Ikan pindang
- Air putih
- Es tawar untuk es teh dan berbagai macam sajian minuman dengan es.
*Jumlah menu sajian dengan melihat jumlah permintaan dari tiap menu misal potensi usaha ini banyak membeli bungkus lauk dan sayur perbanyak jumlah menu untuk membungkus.
Omset usaha dan pendapatan :
- Porsi makanan dengan rata-rata harga Rp 10.000,- serba sepuluh ribu. Dengan kondisi ini berarti kita mempunyai produk yang akan bersubsidi silang. Telur Rp 19.000,- dengan jumlah 16 biji artinya kita sudah mempunyai 16 porsi nasi telur. Telur tersebut kita hargai lagi dengan harga Rp 3,000,-/porsi. Berarti marjin keuntungan dari telur dapat kita hitung berdasarkan perbadingan harga beli dan harga jua 40 %. Demikian dan seterusnya setiap bahan makanan mempunyai harganya masing-masing dengan metode menyamakan harga artinya mudah menghitung jumlah makan pembeli. Tapi perbedaannya terletak pada bila setiap item ikan atau lauk yang disajikan mempunyai harga masing-masing coba untuk tetap mengingat berapa jumlah makanan yang tela dimakan pembeli.
- Sayuran dengan berbagai variasi. Karena, rata-rata produk sayur memberikan keuntungan yang cukup besar berkisar 70 %. Untuk pembelian sayur mentah per ikat atau dalam jumlah banyak tentu harganya sangat murah apalagi mendapatkan sayuran langsung dari petani.
- Dari etalase yang terpisah buat tempat untuk menyajikan minuman. Dengan kombinasi minuman keuntungan usaha dapat semakin besar. Pada dasarnya masgin keuntungan minuman mencapai 80 persen dari produksi bahan yang digunakan untuk membuat minuman.
- Pendapatan lain dengan e-commerce layanan untuk paket siap antar (delivery order), atau denga paket pesanan katering. Biasanya pendapatan ini tidak dapat berlangsung terus tetapi terjadi pada peak season dimana banyak orang melakukan hajatan atau acara keluarga (family gathering).
Analisa usaha warung makan :
Contoh; Penjualan Rp 1.000.000,-/hari masa kerja 30 hari kerja (dari berbagai produk makanan)
Contoh; Penjualan Rp 1.000.000,-/hari masa kerja 30 hari kerja (dari berbagai produk makanan)
Aktivitas | Value | Hari kerja | Total |
---|---|---|---|
Penjualan | 1.000.000 | 30 | 30.000.000 |
Pembelian | 600.000 | 30 | 18.000.000 |
Laba Kotor (Penjualan - Pembelian) | 12.000.000 | ||
Biaya-biaya | |||
1. Karyawan | 1.500.000 | ||
2. Transport | 300.000 | ||
3. Listrik dan Salar | 300.000 | ||
4. Gas dan Kayu bakar | 400.000 | ||
5. Lain-lain | 200.000 | ||
Total Biaya | 2.700.000 | 9.300.000 | |
Laba Bersih | |||
Laba kotor - Biaya | 2.700.000 | ||
Biaya Rumah Tangga | 1.500.000 | ||
Total | 1.200.000 | ||
Modal | |||
Modal harian | 600.000 | ||
Investasi barang wajib | 1.000.000 | ||
Peralatan masak | 500.000 | ||
Etalase | 2.000.000 | ||
Total Modal | 4.100.000 |
- Analisa di atas berdasarkan perhitungan margin warung makan 35-45% keuntungan
- Break even point (BEP) atau kembali modal dapat dicapai dalam waktu 4 bulan dalam kondisi usaha normal.
- Usaha ini identik dengan menjual jasa sehingga pelayanan harus prima dalam menjalankan usaha ini.
- Bagamanapun selera tidak dapat diubah ketahan rasa dalam pengelolaan usaha warung makan ini dapat memberikan penghasilan yang besar dalam usaha ini. catatan penting semakin banyak jumlah pengunjung warung makan akan semakin banyak pekerjaan untuk melayani konsumen.
Tags
Infopedia