Alasan Penggunaan Lahan Sempit Untuk Budidaya Sayuran dan Ikan
1. Pemanfaatan lahan sebaik mungkin untuk menghasilkan produksi pertanian skala urban
2. Berdampak pada kegiatan rutin harian diluar pekerjaan utama penduduk. Bercocok tanam subuh dan sore hari.
3. Terciptanya komunitas kegiatan positif.
4. Menciptakan lingkungan go green.
5. Memberikan pembelajaran kepada anak tentang pentingnya bercocok tanam.
6. Menciptakan lingkungan yang asri bila dengan beberapa seni lanskap yang di buat akan memberikan view lebih menarik.
7. Menghasilkan sayuran dengan produksi sesuai dengan kebutuhan rumah tangga.
8. Dapat lebih menghemat pengeluaran pembelian kebutuhan sayut.
9. Dapat menjadi sumber penghasilan dari penjualan panen sayur dan ikan. Penjualan bibit, instalasi tanaman dan ikan serta mengembangkan agrowisata lingkungan.
Jenis Tanaman Potensial untuk Lahan Sempit
1. Tanaman Sayur (olerikultura); sawi, pakchoi, bayam, kangkung, selada dll
2. Tanaman Buah (frutikultura); terong, tomat, cabai, timun dll
3. Tanaman hias atau bunga (florikultura); melati, mawar, dahlia, lidah buaya dll
4. Tanaman Obat; serai, lengkuas, kunyit, jahe, temulawak, temukunci, brotowali dll
Bercocok Tanam Sayuran untuk Lahan Sempit
Melihat daun sayuran tumbuh segar merupakan ciri utama petani di perkotaan. Di sisi lain, karena daun yang tumbuh segar tersebut mengindikasikan bahwa proses penanam dari awal sudah berjalan baik. Tanaman sayuran di panen pada daunnya, karena konsumsi daun dapat memberikan banyak protein nabati bagi tubuh.
Bahan dan Alat
Operasional usaha pertanian di perkotaan juga tidak kalah penting. Dengan menggunakan bahan dan alat yang sesuai dengan standar produksi dapat memaksimalkan hasil produksi pertanian.
Bahan:
Benih dengan persyaratan tumbuh sesuai dengan yang diharapkan. Contoh di musim penguhujan tentunya populasi hama dan penyakit akan meningkat.
Masa tanam :
Vegetatif merupakan fase awal pertumbuhan tanaman, mulai dari perkecambahan benih hingga terbentuknya akar, batang, dan daun. Untuk tanaman hortikultura rata-rata masa vegetatif ± 50 HST.
Tanaman membutuhkan unsur hara nitrogen (N) dalam jumlah yang banyak.
Pada masa vegetatif pada saat berkecambah sangat rentan terhadap penyakit sehingga diperlukan benih toleran.
Generatif merupakan fase ketika tanaman mulai bereproduksi, ditandai dengan munculnya bunga dan akhirnya menghasilkan buah.
Tanaman membutuhkan unsur hara fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak.
Pada masa generatif terjadi pertumbuhan bunga, pembesaran buah, dan pematangan buah. Dimana diperlukan penanganan pada tanaman agar terhindar dari serangan hama dan penyakit.
Pertimbangan penggunaan benih toleran menjadi pilihan yang tentunya memerlukan benih unggul baik dari sisi aspek masa tanam, sampai dengan masa panen. Proses pertumbuhan cepat dapat mempercepat juga masa produksi. Investasi pada benih unggul dapat memberikan kontribusi bagi petani perkotaan.
Alat
Peralatan : Cangkul, benda tumpul atau alat pembuat lubang tanam, Pottrray (pot pembenihan), polybag, pot tanaman atau pot dari hasil kreasi dengan menggunakan galon plastik yang telah di potong, dan sprayer (untuk semprot pupuk dan juga semprot pestisida). Disarankan ada 2 sprayer untuk pupuk cair dan pestisida, tidak boleh digunakan bergantian karena residu yang cukup kuat dari pestisida pada saat dilakukan penyiraman pupuk cair masih ada pestisida dalam botol sprayer.
Media Tanam
Terdapat empat jenis teknik pertanaman yang dapat dilakukan di rumah atau di perkotaan;
1. Polibag/Pot
Bertanaman menggunakan polibag atau pot merupakan cara bercocok tanam konvensional yang umum dilakukan di perkotaan. Penempatan pot atau polibag dapat di buat di berbagai tempat atau dengan menggunakan pendekatan agronomis sehingga jarak tanam juga perlu di atur antar tanaman.
Contoh :
Sawi: Jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, atau 30 x 30 cm.
Cabai merah : 50–60 cm x 40–50 cm atau 50 cm x 70 cm.
Terong ungu : musim kemarau = 70 x 60 cm, musim hujan 80 x 60 cm.
Polibag untuk masa vegetatif dana generatif
Polibag masa vegetatif gunakan polibag berukuran kecil misalnya 8 x 8 cm, 8 x 9 cm. Polibag ukuran kecil dapat digunakan untuk menyemai berbagai jenis tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, terong dan paprika.
Polibag yang disarankan untuk masa generatif tanaman hortikultura adalah polibag dengan ukuran 35 x 35 cm, 35 x 40 ccm, 17,5 x 40 cm. Menggunakan polibag ukuran ini dapat memaksimalkan pertumbuhan tanaman.
Ukuran Polibag yang dijual di pasaran
10 x 15 cm harga di pasaran beragam
13 x 16 cm
15 x 22 cm
20 x 30 cm
30 x 30 cm
30 x 40 cm
35 x 40 cm
40 x 40 cm
40 x 50 cm
2. Vertikultur
Vertikultur atau dengan kata lain tanaman yang ditanam secara vertikal. Menjadi alternatif cara bercocok tanam di perkotaan. Tujuan dari sistem pertanaman ini adalah untuk meningkatkan hasil sayuran menjadi lebih besar pada luasasn lahan yang sama dibandingkan sistem penanaman konvensional.
Vertikultur adalah cara bertani atau bercocok tanam menggunakan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal (bertingkat) guna memanfaatkan ruang atau lahan terbatas. Kata “Vertikultur” berasal dari 2 kata bahasa inggris berupa Vertical dan Culture. Vertical artinya tegak lurus atau menurun, dan Culture memiliki arti pemeliharaan atau arti budidaya tanaman dengan pola vertical. tegak lurus atau menurun, dan Culture memiliki arti pemeliharaan, sehingga vertikultur dapat diartikan sebagai teknik pemeliharaan atau arti budidaya tanaman dengan pola vertikal.
Tehnik penanaman pada dasarnya sama dengan penanaman di polibag. Akan tetapi tanaman sayuran ini diletakkan secara teratur di bidang vertikal baik itu dinding maupun rangka pot yang terbuat dari besi. Beberapa teknologi mengembangkan desain tanaman vertikultur yang lebih baik seperti yang dikembangkan di Texas oleh Edengreen. Mampu meningkatkan produksi yang lebih tinggi dibandingkan pertanian konvensional.
3. Hidroponik
Pertanian di perkotaan juga dapat dikembangkan dengan hidroponik. Mengembangkan dua studi ilmu antara perikanan dan pertanian sehingga menghasilkan produksi ikan sebagai sumber protein hewani dan juga sayuran atau pertanaman hortikultura umumnya yang dapat ditanam oleh petani perkotaan.
Kelebihan dari sistem penanaman ini tidak adanya penggunaan tanah sebagai media tanam sehingga penerapannya di lingkungan rumah sangat relevan untuk mengurangi limbah tanah di pekarangan.
Beberapa contoh hortikultura ringan yang dikembangkan di perkotaan dewasa ini;
Budidaya lele dan kangkung dalam ember.
4. Akuaponik
Sistem budidaya yang lebih efisien dalam pengelolaan lahan di perkotaan juga dapat dilakukan dengan akuaponik. Sistem ini merupakan pengembangan dari sistem budidaya ikan di kolan dan sistem budidaya hidroponik. Dengan demikian hasilnya juga sama dengan hidroponik menghasilkan ikan dan sayuran.
Akuaponik berbeda dengan hortikultura karena akuaponik adalah akuarium besar yang dibuat menyesuaikan kondisi lahan. Ekosistem aquarium akan memberikan ruang bagi ikan untuk mendapatkana oksigen dan juga sirkulasi air. Konsep utama sistem ini adalah menjaga kondisi air kolam ikan tetap sesuai dengan standar hidup ikan, dan lebih efisien mengurangi biaya produksi dari penggunaan pupuk.
Halaman berikutnya
Menanam Cabai dengan mudah dan buah banyak...
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete