natinedJs ⓚ 2025 Terjadi serangan ulat grayak pada tanaman padi di Desa Tahai Jaya, Kecamataan Maliku, Kabupaten Pulau Pisang Kalimantan Tengah tahun 2023 (Media Kalteng, 2023). Titik koordinat berada di -3,03879, 114,17983 dengan umur tanaman 14-25 hari setelah tanam (HST) luasan lahan 90 hektar. Terjadi kekeringan air lahan di area tersebut sehingga berpotensi meningkatkan pertumbuhan populasi ulat grayak yang cukup signifikan. Bagaimana ulat grayak mengalami siklus larva di lahan persawahan yang mengalami kekeringan? Pertumbuhan populasi lebih cepat sehingga bila tidak di lakukan tindakan preventif dapat merusak pertanaman. Dalam artikel berikut akan di bahas mengenai ulat grayak.
Klasifikasi ilmiah ulat grayak sebagai berikut;
Kingdom : Animalia
Divisi : Athropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Noctuidaee
Genus : Spodoptera
Spesies : Spodoptera SPP
Ciri Umum dan Siklus Hidup Ulat Grayak
Ulat grayak merupakan penamaan lokal karena aktivitas makan yang dilakukan ulat seperti perampok di malam hari, pagi hari petani hanya melihat tanaman sudah rusak daun-daun berlubang. Juga kita mengenal penamaan lokal lainnya yaitu ulat tentara karena warna loreng yang ditampilkan oleh ulat ini. Ulat ini menyerang tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan tanaman. Larva dari ulat atau secara umum dari klasifikasi ordo kita dapat mengetahui bahwa aktivitas makan banyak dilakukan ulat dewasa pada malam hari, sedangkan saat siang ulat akan bersembunyi pada pangkal tanaman dan atau dalam tanah.
Ulat grayak mengalami metamorfosis sempurna yaitu telur, larvae atau ulat, pupa atau kepompong menjadi ngengat dewasa. Larvae lepidoptera biasanya berbentuk erusiform, satu kepala berkembang baik dengan tubuh silindrik terdiri dari 13 ruas. Tiga di bagian kepala dan 10 di bagian abdomen atau belakang.
a. Telur
Telur ulat grayak biasanya diletakkan imago atau ngengat dewasa di bawah daun rumput. Telur berbentuk lonjong, dan diletakkan berkelompok terdiri atas ratusan butir telur. Telur ditutup oleh sisik mirip rambut-rambut. Jumlah telur bisa mencapai kurang lebih 400-500 telur dalam satu kelompok. Selama hidupnya imago dapat menghasilkan sampai 1.500 telur.
b. Larva
Larva menetas di pagi hari, sangat rakus saat ulat sampai di ujung daun ulat ini sangat cepat menggaruk epidermis daun. Larva muda berwarna hijau dan larva tua berwarna coklat berhubungan dengan perubahan menjadi kepompong yang juga berwarna cokelat. Jika ulat ini diganggu akan berbentuk melingkar seperti karakteristik ulat tanah atau ulat grayak pada umumnya.
Ulat grayak yang menyerang tanaman padi pada fase generatif (pembentukan malai) dan vegetatif. Petani akan banyak lebih berkonsentrasi kepada dua siklus hidup ini yaitu telur dan larva. Karena, keberadaan imago yang dapat bermigrasi tidak dapat dihindarkan, sehingga penting sekali pengamatan dan identifikasi awal keberadaan telur dan larva ulat grayak.
Gejala Serangan
1. Ulat muda hanya memakan daun ujung sampai ke tepi daun.
2. Ulat tua memakan tulang daun dan memakan lebih banyak artinya daun akan mengalami kerusakan parah bila dibiarkan.
3. Ulat grayak juga memakan pangkal batang sehingga daun rebah.
4. Ulat grayak lebih aktif musim hujan. Sebagai serangga polifag atau pemakan segala daun sehingga makanan utamanya dapat digantikan gulma atau rumput-rumputan bila tidak ada tanaman pokok di lahan pertanian tersebut.
Kondisi seperti kasus di Kabupaten Pulau Pisang ini terjadi karena ulat grayak hidup di dalam tanah dengan memanfaatkan sisa akar di dalam tanah sehingga masih dapat berkembang menjadi pupa dan imago.
Pengendaliaan Ulat Grayak
Bila sudah terjadi serangan agar petani tetap dapat manfaat dari penanaman padi tersebut diperlukan penanganan seperti;
1. Mengumpulkan telur ulat grayak dengan memotong daun tempat imago meletakkan telur.
2. Menyemprot ulat muda dan ulat tua dengan insektisida tepat guna dengan dosis dan konsentrasi yang sesuai dengan analisa awal bahwa pertumbuhan dari ulat grayak merupakan awal atau sudah dari beberapa periode pertanaman sudah sering terserang. Dalam hal ini diperlukan supervisi penggunaan insektisida agar dapat mengurangi dampak resistensi.
Bila dilakukan sebelum penanaman padi;
a. Budidaya/Kultur Teknis
Pembuatan bedeng persemaian agak jauh dari gulma rumput-rumputan untuk mencegah ulat grayak berpindah dari gulma ke persemaian. Migrasi ini merupakan kondisi umum larva ulat grayak ke tanaman pokok.
Membersihkan semua gulma dan membajak seluruh sawah yang akan di tanami padi. Lakukan penggenangan sawah baik dipersemaian maupun yang sudah ditanam jika sudah dijumpai ulat
Penggenangan dilakukan agar ulat naik ke batang dan dilakukan penyemprotan pada malam hari, dengan cara ini hasilnya lebih efektif.
b. Penggunaan Predator Alami Larva
Contoh musuh alami yaitu pemangsa ulat (larva) berupa semut dan laba-laba memangsa imago (serangga dewasa), tabuhan parasit telur dan parasit ulat (larva).
c. MEKANIS
Pengendalian mekanis dilakukan jika ulat grayak populasi meningkat telur menetas sudah banyak. Caranya dengan mengumpulkan ulat grayak kemudian dibunuh atau diberikan untuk pakan ternak/ikan. Mengumpulkan daun yang diletakkan telur dan membakarnya.
d. Pestisida/Insektisida
Pengendalian dengan insektisida akan manjur ulat grayak masih kecil dan bila telah ditemukan rata-rata ≥ 2 ekor per rumpun
Pengamatan awal terhadap serangan hama tersebut maka dengan mudah kita bisa mengendalikannya. Maksudnya kalau ulat masih kecil (instar I sampai III) karena kulitnya masih tipis jadi masih mudah mati dengan insektisida kontak. Seperti Prevaton, Dharmafur 3 G, Dharmabas 500 EC, Kempo 400 SL, Pentacarb 500 EC, Pentacron 500 EC, Pentasip 30 EC,Pentatrin 20 EC, Posban 200 EC
Jika ulat grayak sudah besar biasanya sangat sulit dikendalikan dengan insektisida yang murah. Biasanya hanya mati jika disemprot dengan insektisida yang bekerja sebagai racun perut yang kuat seperti Larvin dan Poxim.
Insektisida nabati untuk ulat yang masih kecil:
Bahan:
Daun sirsak : 50 lembar
Daun tembakau : 1 genggam
Deterjen/sabun colek : 20 gram
Air : 20 Liter
Cara membuat:
Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus, kemudian dicampur dengan sabun dan air. Larutan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring. Hasil saringan kemudian diencerkan dengan air lagi sebanyak 50 – 60 liter dan siap digunakan.
Cara pemakaian:
Semprotkan cairan insektisida tersebut pada tanaman yang terserang atau langsung ke ulat grayak. Setelah siang sawah direndam maka malamnya kita harus melakukan pemantauan, Biasanya ulat grayak akan keluar. kalau memungkinkan pada malam hari itu juga kita lakukan penyemprotan dengan insektisida.
Baca Juga |
---|
Lowongan Kerja Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup |
Kenali Perbedaan Timun Lokal, Jepang dan Zhucini |
Kenali Perbedaan Temu Kunci, Temulawak dan Kencur |
Teknik Aplikasi Pestisida |