natinedJs Ⓚ 2017 Proses kredit dapat berjalan sangat akurat dan dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut terjadi karena perbedaan pandangan dalam melihat
karakter loan. Banyak buku-buku yang menyajikan tentang proses kredit dan
pembentukan kredit melalui mekanisme perbankan. Dimana bank tersebut memberikan assessment kepada salah satu loan akan tetapi bank lain melihat dengan sisi yang berbeda dan menolak akun loan tersebut.
Kemampuan bayar dari loan tidak dapat pada saat proses kredit. Secara normatif seperti ini loan tersebut mempunyai minat dalam pengajuan kredit karena kebutuhan. Kebutuhan tersebut tidak dapat langsung dipastikan untuk perkembangan usahanya atau malah akan menjadi uang yang digunakan untuk membayar piutang lain.
Penting untuk kita ketahui bahwa analisa usaha tidak mungkin keliru antar bank. Kesamaan tingkat analisa tiap bank harus sama, karena kredit mikro tidak dapat disamakan dengan small, medium, enterprise (SME). Kredit mikro lebih tidak mempunyai data akurat. Sangat minim pembukuan sehingga bank melihat lebih berdasarkan intuisi. Kecuali, masyarakat mikro sudah mengubahkan dirinya. Akan memberikan dampak edukasi yang lebih baik pada bank.
Perbedaan antar bank tersebut paling terlihat jelas pada analisa usaha untuk Repayment Capacity (RC) atau Installment to Disposible Income Ratio (IDIR). Tanggapan bank
atas setiap pengajuan loan setelah melalui proses :
prospekting, pra persetujuan dan dokumentasi, proses kredit, penilaian
pengajuan kredit usaha dan jaminan, disburse, dan evaluasi setelah disburse.
Baca juga : 7 Hal yang harus dilakukan Marketers mendapatkan Akun Nasabah
Penilaian Jaminan (Taksasi)
Penilaian Jaminan analisa yang sangat penting. Taksasi tidak dapat berubah, nilainya bukan relatif melainkan jelas sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Penilaian jaminan yang sesuai menghindarkan loan disburse wan prestasi berhubungan erat dengan
pengembalian dari nasabah (angsuran) dan keterikatan moral untuk tidak memperjualbelikan bank garansi bila terjadi permasalahan di kemudian hari.
Sangat penting untuk menganalisa elemen
dari loan. Bank tidak mungkin mengetahui
detail tentang nasabah bila tidak dilakukan proses. Nasabah tersebut layak
untuk pinjaman berapa?. Harus bersikap kritis untuk melakukan proses mitigasi
resiko. Catatan penting "untuk mendapatkan satu nasabah yang benar itu sulit tapi
lebih sulit lagi bila terdapat 10 loan bermasalah, karena pada umumnya kredit akan bermasalah sehari setelah perjanjian kredit.
Maka proses dibelakangnya akan bermasalah.
Pertanyaan dalam proses kredit terdiri beberapa hal
:
-
1. Siapa Calon nasabahnya?
-
2. Berapa plafond yang dibutuhkan dan kapan
kebutuhan tersebut
-
3. Bagaimana nasabah menjalankan kredit
dengan benar dan menyeluruh tidak terbagi
-
4. Bagaimana menjalankan servis pada
perjanjian kredit yang sudah terjadi
-
5. Apa yang harus dilakukan bank untuk
mengatasi bahwa pengajuan tersebut telah ditolak
-
6. Apakah kredit tersebut dapat berlangsung
baik sampai jatuh tempo
Bankers DOWNLOAD disini
File : Perhitungan Neraca dan Rugi laba
Dalam melakukan analisa kredit bank memerlukan prinsip 5 C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economic) :
Karakter :
Merupakan dasar dari kepercayaan.
Prospektif ini akan terlihat jelas bila bank sudah mendapatkan opini dan
fakta yang jelas tentang loan tersebut. Kualifikasi pendidikan, latar
belakang, kualitas dari opini masyarakat, kebiasaan hubungan dengan bank, dan
lingkungan yang menunjukkan keadaan loan.
Untuk menggunakan analisa karakter
lakukan berdasarkan pernyataan masyarakat dalam lingkungan serta pamong setempat. Lakukan konsep ini untuk
menanyakan ke berbagai sumber perbandingan data karakter dapat terlihat bila
kita perbanyak jumlah responden baik itu tetangga ataupun pamong setempat. Besarnya jumlah kunjungan dalam verifikasi makan karakter dapat terlihat lebih jelas lagi
Kapasitas
:
Kapasitas untuk membayar paling kritis
dalam analisa ini. Sumber daya yang utama dalam melakukan pembayaran. Bank harus
menentukan jumlah berdasarkan akumulasi kapasitasnya secara keseluruhan. Dengan
melihat cash flow dari nasabah
berdasarkan catatan pembukuan atau dengan mutasi rekening koraan bank.
Dengan mengevaluasi pinjaman eksis
nasabah. Kita dapat menentukan kelayakan plafond yang akan kita berikan.
Pendapatan lain juga menjadi faktor untuk menambahkan kapasitas pembayaran
calon nasabah. Tergantung perhitungan masing-masing bank.
Kapital :
Kapital merupakan kekayaan bersih
nasabah yang bukan aset. Berupa jumlah saldo rekening bank, yang diinvestasikan
nasabah untuk modal di tahan. Dengan demikian nasabah tersebut aktif untuk
menggunakan akun rekening bank dalam menjalankan usahanya.
Bila dalam bank mikro tidak terdapat
data-data akurat capital nasabah diperlukan pembukuan manual nasabah. Bila
tidak memungkinkan juga harus dapat dibuktikan dalam kurun waktu kunjungan bank
tersebut berapa banyak pembelanjaan konsumen nasabah. Bila belum dapat
membuktikan cek kembali. Agar dapat terlihat jumlah kunjungan pembeli di tempat
usaha loan tersebut.
Kolateral :
Garansi pelunasan pinjaman dengan
angsuran. Semua nasabah merupakan nasabah yang tidak aman (unsecure loan) kenapa dikatakan seperti itu, karena tidak ada yang
menjamin bahwa nasabah dapat melunasi pinjaman. Keterikatan dengan jaminan atau
garansi lainnya dapat digunakan untuk menjalankan evaluasi paska distribusi
kredit.
Bank garansi ini, memberikan keleluasan
bank untuk mengikatkan diri dengan nasabah dengan berbagai catatan perjanjian
kredit yang akan memberatkan nasabah jika terjadi wan prestasi terhadap
nasabah.
Kondisi
Ekonomi
:
Perekonomian terkait erat dengan
bagaimana akumilasi kredit bank secara keseluruhan. Indonesia mengenal
kolektibilitas yang terbagi menjadi Kol1 0-30, hari keterlambatan pembayaran (due past day), Kol 2, 31-90 hari
keterlambatan pembayaran dan 90+ untuk kredit berkualitas buruk atau non
performing loang.
Modifikasi beberapa bank lain dengan
memecah rentang waktu keterlambatan tersebut merupakan kebijakan masing-masing
bank.
Dalam kondisi ekonomi dimana hasil-hasil
suatu negara bergantung dari produk yang dihasilkan negara tersebut semakin
murah dibeli oleh lokal atau pihak luar akan menyebabkan keterpurukan ekonomi.
Dan, bila nasabah tersebut benar-benar hanya mengandalkan satu usaha saja tidak
ada pendapatan lain atau keluarga dengan taraf ekonomi yang lebih baik tidak
ada jaminan nasabah tersebut akan menjalankan kredit dengan lancar.
Baca juga : Persediaan barang dalam usaha mikro
Terimakasih.
Tags
KlasUmum