6 Pola Pikir Mengajukan Hutang ala Calon Kreditur

natinedJs ⓚ 2018 Biasanya untuk memulai menjadi nasabah kredit bank atau lembaga keuangan bukan bank sangat sulit. Karena, ketidaktahuan calon kreditur harus melakukan apa. Tidak banyak informasi yang didapat, apalagi calon kreditur tanpa track record pinjaman. Belum pernah mendapatkan pinjaman. Sedangkan potensi nasabah seperti ini tidak ada. Karena pada umumnya hampir 80 % usaha dibiayai kredit perbankan. 


Terdapat banyak tawaran online saat ini yang memudahkan seperti pada uangteman.com, duitpintar.com, doktorrupiah.com, dll. Informasinya sangat mudah didapatkan. Dalam praktek konvensional diperbankan calon kreditur dapat mencari informasi langsung melalui bank, ataupun mendapatkan tawaran dari account officer perbankan untuk mendapatkan kredit.

Namun berbeda kenyataannya bagaimana nasabah, baik konvensional maupun online punya pola pikir tersendiri tentang pengajuan kredit perbankan, atau LKBB. Terbentuk berbagai opini dan pola pikir tentang sulitnya mengajukan pinjaman.

Berikut ini 6 Pola Pikir Mengajukan Hutang ala Calon Kreditur
  1. Dapat modal usaha dari bank sulit

    Usaha kecil tidak pernah mempunyai catatan keuangan. Hanya buku bon, dan beberapa lembar kertas bungkus kemasan dan faktur penjualan distributor. One man show, sehingga setiap pencatatan terdapat pada ingatan si pemilik usaha.

    Calon kreditur membuat opini tentang inilah persyaratan yang tidak akan mungkin membuatnya dipercayakan pada modal kerja kredit perbankan.
  2. Lebih mudah pinjaman besar daripada pinjaman kecil

    Penelusuran natinedJs terhadap beberapa nasabah menyatakan bahwa untuk meminjam 5 juta saja tidak akan mungkin dari bank apalagi banyak. Pola pikir tersebut tarik ulur dari satu usaha ke usaha lainnya. Sehingga kreditur dapat dikatakan stagnan account kredit terbilang hanya digunakan oleh account itu-itu saja.
  3. Usaha saya kecil, saya tidak punya penghasilan tetap seperti karyawan

    Sangat sering dalam prilaku calon kreditur memberi penilaian tersendiri tentang usahanya. Padahal notabene usaha dengan keadaan kecil tersebut bukan prospek perbankan. Prospek perbankan utamanya adalah menjamin keberlangsungan usaha.

    Kelayakan kreditur dilihat dari keaslian pemilik dan lama usaha (on track by inisiasi lapangan). Tempat tinggal tetap, dan pengembangan usaha berjalan dengan grafik meningkat sesuai dengan arsip nota pembelian (jika ada) atau berdasarkan hasil inisiasi lapangan.
  4. Tidak mempunyai jaminan

    Penawaran berjaminan tentunya perkembangan model bisnis kredit dewasa ini lebih banyak mengarah kredit tanpa agunan. Tidak tanggung KTA diberikan melalui upload data diri hanya dari smart phone. Calon kreditur tidak berpikir tentang pilihan lain selain menggadaikan aset atau jaminannya.

    Secara definitif jaminan sebenarnya adalah nama. Hal tersebut berdasarkan track record pelaporan bank ketika terjadi gagal bayar hal tersebut sudah merusak jaminan sebenarnya pada penilaian appraisal bank.
  5.  Kredit cepat pada nasabah yang tidak butuh daripada yang butuh

    Pola pikir ini juga menjelma hampir pada setiap calon pengaju kredit. Berpikir jika pinjaman bank diapprove karena ketidakbutuhan. Disatu sisi tawaran perbankan dapat mengubah kebutuhan usaha.

    Prinsip kredit terpenting adalah tujuan pengajuan pinjaman apakah untuk modal kerja, atau investasi. Dan hal tersebut tidak dapat ditawar menawar, ketika kebutuhan pinjaman tidak sesuai tidak akan mendapat approval.
  6. Syarat tidak lengkap

    Terdapat beberapa deviasi pengajuan kredit approval dengan beberapa syarat kredit tidak dipenuhi. Berdasarkan wewenang pemutus kredit yang berwenang didalamnya. Pola pikir umum, karena ketidaktahuan calon kreditur tentang prosedur sebenarnya kredit yang layak disetujui.

Post a Comment

Previous Post Next Post