Pengendalian Hama | Pest Control

natinedJs ⓚ 2018 Pengendalian hama, sebagai suatu yang bisa dilakukan sedangkan untuk memusnahkan hama adalah mustahil. Salah satu dasarnya adalah August Weismann terapan dari teori Darwin tentang genetika. Pendapatnya mejelaskan seperti ini bahwa evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetik.



Weismann mengatakan sel-sel tubuh tidak dipengaruhi lingkungan. 

Bukti pendapatnya dengan mengawinkan dua tikus yang dipotong ekornya. Hingga generasi ke-21, semua anak tikus yang dilahirkan dari keturunan kedua tikus tadi berekor panjang. 

Kesimpulannya adalah bahwa perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungam tidak akan diwariskan ke generasi berikutnya. Hal ini membuktikan bahwa teori evolusi Lamarck tidak benar. Evolusi adalah masalah pewarisan gen-gen melalui sel kelamin atau evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.

Bila terjadi tekanan serangga hama dan juga vertebrata hama karena pestisida akan berpengaruh pada tingkat kekebalannya. Disebut dengan resistensi atau terjadinya kekebalan tubuh serangga untuk melawan pestisida. Resistensi ini dapat mewakili keadaan dimana serangga atau hewan tersebut membentuk gen-gen pada turunannya yang lebih tahan terhadap pestisida tersebut. Banyak penelitian dilakukan untuk memastikan tingkat kekebalan dari volume semprot bahan aktif pestisida.

Akan tetapi penggunaan bahan kimia tersebut menjadi sangat populer pada pest kontrol permukiman. Dimana, pengguna jasa menginginkan pengendalian instant. Dasarnya agar permukiman dapat bersih dari hama serangga dan tikus.

Suatu praktek pest kontrol dilematis. Di satu sisi resistensi tidak dapat dihalangi serangga dan tikus dapat bertahan terhadap pestisida. Perkembangbiakannya juga terus terjadi apabila lingkungan dipermukiman tersebut tidak bersih. Sehingga pest kontrol tidak memberikan rekomendasi apapun terhadap pengguna jasa karena pengguna jasa beranggapan telah membayar jasa tersebut dan serangga hama harus bersih.

Migrasi atau Perpindahan

Terjadinya migrasi ringan, sedang, sampai besar-besaran oleh serangga atau hewan tersebut. Sehingga setelah terjadi migrasi tersebut hama berada ditempat baru. Dimana, serangga atau hewan tersebut melakukan aktivitasnya dalam keadaan sebagai hama karena tidak pada tempatnya.

Serangga hama dan tikus aka bermigrasi mendekati sumber makanan. Tempat-tempat yang kotor dan jorok. Beberapa permukinan menyebutnya sebagai tempat pembuangan sampah. Koloni serangga dan tikus akan terus bermigrasi ke lokasi tersebut. Bila lokasi tersebut sudah tidak terdapat makanan serangga dan tikus akan masuk melalui lubang-lubang dimana terdapat pada gedung dan terus mencari makanannya sesuai dengan bau menyengat yang menarik perhatiannya.

Post a Comment

Previous Post Next Post