natinedJs Ⓚ 2024 Terung adalah tanaman menahun berumur pendek, berbentuk perdu, dan merupakan tanaman semusim. Terung tergolong suku Solanaceae sama seperti cabai, tomat, dan kentang. Terung dibedakan dari bentuk dan warna kulit buah. Warna kulit buah terung diantaranya hijau pucat sampai hijau muda dan merah sampai ungu dan hitam. Kultivar berwarna gelap lebih tahan terhadap serangga penggerek.
Terung Mudah di Tanam dengan Syarat:
1. Tumbuh dan berbuah di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi sekitar 1.200 m dpl, dengan suhu udara 22–30°C.
2. Pertumbuhan terung sangat dipengaruhi tanah. Harus memiliki cukup banyak kandungan bahan organik. Jenis tanah untuk terung lumpur berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi, dan drainase baik. Aerasi dan drainase dapat memperlancar sirkulasi udara dalam tanah dan memudahkan akar-akar menyerap nutrisi dan air serta melepaskan CO2 dan oksigen.
3. Derajat keasaman (pH) adalah antara 6.9-7.3,
4. Sinar matahari harus cukup agar pertumbuhannya optimal.
5. Curah hujan rata-rata sekitar 900-1.000 mm/tahun dan kelembaban udara berkisar antara 70-85%.
Kendala utama untuk penurunan produktifitas terung terjadi karena hama dan penyakit yang menyerang tanaman terung. Akibatnya menurunkan hasil produksi dan menimbulkan kerugian bagi petani. Contohnya pernah terjadi di Blitar Desa Dandong, Kecamatan Srengat, Jawa Timur seorang petani menunjukkan buah terong yang layu dan membusuk di area penanaman. Tingginya intensitas hujan yang mengguyur kawasan ini selama dua minggu menyebabkan 11-15 hektare tanaman terong petani rusak. Penurunan produksi mencapai 70 persen.
Berikut penyakit yang umum menyerang tanaman terung
Layu Bakteri Pseudomonas solanacearum
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Penyakit ini membuat tanaman layu dan mati.
Pengendalian
Pengendalian mekanik : dengan cara melakukan sanitasi lahan
Pengendalian kimiawi : dengan penyemprotan bakterisida sesuai dengan anjuran. Contohnya penggunaan agrept 20 WP produksi PT Mastalin Mandiri.
Layu Fusarium
Penyakit layu Fusarium merupakan penyakit tanaman nekrotrofik yang memiliki kisaran inang yang luas dan distribusi di seluruh dunia. Patogen ini dapat menginfeksi setidaknya 408 jenis tanaman di seluruh dunia. Tingkat persentase dan intensitas serangan penyakit layu pada terung penyakit layu sebesar 42.54% dan rata-rata intensitas serangan penyakit layu sebesar 40.90% di lapangan.
Gejala : tanaman menjadi layu, mulai dari daun bagian bawah dan anak tulang daun menguning. Awalnya ditandai dengan tanaman yang layu pada siang hari, dan kelihatan segar pada sore dan pagi hari. Serangan awal bisa terjadi pada seluruh bagian tanaman, atau pada bagian cabang tertentu saja. Akhirnya menyebar keseluruh bagian tanaman. Pada gejala selanjutnya daun-daun tua menguning dan rontok. Akar tanaman yang terinfeksi membusuk dan berwarna hitam kecoklatan. Pangkal batang membusuk, jika dipotong melintang terlihat lingkaran berwarna hitam kecoklatan. Jika menginfeksi tanaman pada saat pembibitan, tanaman secara tiba-tiba layu dan mati.
Pengendalian
Teknis : Pengendalian teknis dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman yang lebih tahan terhadap serangan jamur Fusarium. Pengolahan lahan dengan membajak atau mencangkul, pemberian kapur pertanian sebelum penanaman dan membuat bedengan agar terhindar dari genangan air.
Mekanis : Pengendalian mekanis dengan menggunakan mulsa plastik saat musim hujan, penyiangan terhadap rumput liar dan gulma pengganggu. Replanting mencabut serta membakar tanaman terserang.
Hayati : Pengendalian hayati dapat menjadi tindakan pencegahan dapat dilakukan secara biologis dengan pemberian trichoderma pada saat persiapan lahan. Contohnya GMN Trichoderma produksi PT Turrima Agromas.
Kimiawi : Pengendalian kimiawi yaitu dengan memberikan fungisida pada tanaman terserang.
Busuk Buah Phytophtora sp
Penyakit busuk buah disebabkan oleh cendawan Phytophtora sp. Buah yang terseranmg penyakit ini akan memiliki bercak berwarna cokelat kehitaman lalu buah akan busuk dan mudah jatuh.
Pengendalian
Pengendalian mekanik : dengan cara memetik lalu membuang buah yang busuk.
Pengendalian kimiawi : dengan cara melakukan penyemprotan fungisida sesuai dengan anjuran.
Antraknosa Gloesporium melongena
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Gloesporium melongena. Permukaan daun tanaman yang terserang penyakit ini akan memiliki bercak coklat kehitaman, daun keriting dan menggulung.
Pengendalian
Pengendalian mekanik : dengan cara melakukan sanitasi lahan, menggunakan benih yang tahan penyakit dan melakukan penjarangan tanaman.
Pengendalian kimiawi : dengan cara melakukan penyemprotan fungisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Rebah Kecambah Rhizoctonia solani dan Phthium spp
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani dan Phthium spp. Penyakit ini menyeran tanaman saat pembibitan atau persemaian, tanaman yang terserang akan menguning, layu lalu mati.
Pengendalian
Pengendalian mekanik : dengan melakukan sanitasi lahan dan juga penggunaan benih yang berkualitas
Pengendalian kimiawi : dengan cara melakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida yang sesuai dengan dosis yang berlaku. Contohnya penggunaan antila 80 WP produksi PT Sari Kresna Kimia.
Bercak Daun Cercospora sp
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora sp. Gejala tanaman terserang bercak pada daun berwarna kuning kecoklatan, jika terserang penyakit bercak daun dapat menyebabkan layu, mengering hingga mati.
Beberapa sebab terjadinya serangan Cercospora sp karena
1. Kelembaban yang tinggi
2. Cendawan ini cepat menyebar saat curah hujan yang tinggi
3. Menyerang daun tua yang kemudian menyebar pada daun muda di seluruh daun pada tanaman, jika serangan parah dapat menyebabkan daun terbakar hingga rontok.
Pengendalian
Pengendalian pratanam yaitu dengan penggunaan benih yang berkualitas dan juga melakukan sanitasi lahan dengan baik.
Pengendalian kimiawi yaitu dengan melakukan penyemprotan fungisida. Contohnya dithane M-45 75 WP produksi PT Corteva Agrosciences atau dithane M45 80 WP produksi PT Dow Agroscience.
Tags
KlasTani