Usaha mikro sedang berkembang cepat karena banyaknya perusahaan yang merampingkan aset sumber daya manusia (SDM) perusahaan. Sehingga dengan perampingan itu mereka memilih untuk berusaha secara mandiri. Umumnya mereka memilih usaha konvensional yang sudah umum dilakukan baik itu di pasar tradisional, mall, atau pinggir jalan dengan dengan rumah tinggal. Usaha-usaha yang dijalani seperti toko klontongan, warung makan, toko computer, sembako, pulsa, warnet, dan lain-lain.
Keadaan ini sangat mudah kita lihat di sepanjang penglihatan kita. Dan, ketika kita ingin membeli sebotol minuman air mineral dengan mudah kita menemukannya di pinggir jalan. Tetapi apakah usaha yang sudah berjalan tersebut telah mencapai sikus persediaan barang (inventory) dilihat berdasarkan likuiditas usaha tersebut.
Kebanyakan persediaan barang tidak mencapai day on hand siklus umumnya. Sehingga setelah berjalan 1 tahun atau kurang dari satu tahun usaha mengalami likuidasi. Usaha bubar, karena likuiditas usaha tidak sesuai dengan perbandingan antara rasio aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Dengan kata lain bila dalam toko sembako untuk barang dengan permitaan cepat misalnya mie instan dalam 1 hari tidak terjual satupun berarti penjualan atas persediaan barang usaha tidak lancar. Apakah dengan penjualan usaha tidak lancar bisa membayar kewajiban pemilik usaha misalnya bayar listrik usaha ataupun biaya keamanan dan kebersihan.
Likuiditas perorangan disebut juga sebagai kemampuan seseorang untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus di bayar dengan harta lancarnya.
- Persediaan barang (merchandise inventory) bila barang dagangan masih tersedia atau tidak terjual sampai akhir periode dimasukkan sebagai aktiva lancar. Persediaan barang tersebut harus di kelola dengan baik, seperti usaha dengan banyak item pilihan jual dapat di klasifikasikan dengan barang cepat jual, kurang cepat, dan atau barang lambat jual. Pengklasifikasian ini berhubungan erat dengan pertimbangan likuiditas terhadap manajemen persediaan barang..
Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan (suistanable) pada biaya minimum. Suatu usaha yang mempunyai rasio cepat kurang dari 1:1 atau 100 % (persen) dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya. Bisa dilihat secara jelas sebagai pelaku usaha mikro dengan baik mestinya memperkirakan bagaimana tingkat likuiditas persediaan barang tersebut dapat memenuhi kewajiban usahanya.
Pada awalnya usaha dulu karena kewajiban selanjutnya di masukkan pada kewajiban rumah tangga. Di sisi lain baik itu pekerja atau pengusaha mikro perorangan pendapatan mereka pada ujungnya akan mengarah pada kewajiban-kewajiban yang harus dibayarakan pada periode jatuh temponya.
Apalagi kalkulasi yang lebih dalam seorang juga harus memperkirakan likuidasi atas barang atau aset atas utang. Biasanya sebuah usaha akan bermitra dengan tiga pihak misalnya distributor atau lembaga keuangan yang menyediakan kredit untuk peningkatan usaha.
Karena periode jatuh tempo distributor biasanya menggunakan waktu 14 hari sedangkan untuk lembaga keuangan selama 30 hari. Setidaknya keuntungan atas satu unit barang terjual semestinya sudah disisihkan sebagai pembayaran atas kewajiban. Dengan perhitungan skala usaha kecil bila minuman air mineral dibeli dengan harga Rp 3.000,- dari grosir atau distributor. Retailer akan menjual dengan harga Rp 3.500,- perbandingannya sebesar 10 %.
- Keuntungan yang diambil grosir biasanya paling tinggi adalah 5 % sedangkan lembaga keuangan paling tinggi 3 %. Berarti tidak ada nilai jual yang tidak untung akan tetapi apakah perputaran persediaan barang tersebut sudah sesuai dengan waktu jatuh tempo utang.
Usaha skala mikro tentunya juga mempunyai pertimbangan nama baik (good will). Tetapi tidak dengan melakukan utang menutupi utang atau likuidasi atas aset untuk menutupi utang paa lembaga keuangan. Kesalahan ini merupakan fatal karena ada banyak strategi lain untuk mempertimbangkan likuiditas atas persediaan barang dalam usaha mikro. Missal, keadaan pasa sepi dan waktu sewa yang belum usai dapat kita lakukan dengan pemindahan lokasi usaha baru tetapi usaha tersebut tetap berajalan. Atau dengan kata lain pindah lokasi. Dan masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempertimbankan bagaimana usaha tersebut dapat tumbuh.
Dalam tulisan ini terdapat konsep manual perhitungan usaha dan siklus berjalan atas persediaan barang tersebut. Lebih cepat lebih baik menjadi pewirausaha merupakan pilihan berpsekulasi atau dengan kata lain hidupnya akan selalu bersentuhan dengan angka. Angka yang selalu hidup bila cara mengelola angka tersebut dengan strategi usaha dan pertimbangan permintaan atas barang dari lokasi usaha yang dibuka.
Lihat Juga di : Rahasia Usaha di Balik Kredit
Awalan dan akhiran adalah tujuan pertimbangkan tujuan terbaik atas usaha yang dijalani dan usaha yang suistanable merupakan usaha yang konsisten dan persisten. Secara untuk lembaga keuangan dan juga pihak lainnya yang berkaitan dengan usaha tersebut sangat menyukainya sehingga tidak lakukanlah usaha tersebut dengan pertimbangan persistensi dan tidak akan pernah melakukan aktivitas yang bukan usaha itu lagi di lain waktu. Pengembangan merupakan grafik naik tapi bila tanpa pertimbangan yang matang jangan sampai aset terlikuidasi karena egosentris. Dengan melihat pengembangan orang lain atau pihak lain yang mengembangkan usaha yang bukan usaha anda.
Tags
KlasUmum
Stok barang cukup gan. Tapi masih aja gk dsetujui. Apa memang sy gk layak jd nasabah kredit bank ya. Trus setelah beberapa lama marketingny dateng lagi nawarin sy coba ngajuin lagi tp mash ditolak lg alesanny stok baranf lg. Mana mungkin sy mau kasih stok barang kl jasa paketan ini kan menunggu ada timbangan paket. Thx gan masukannya semoga blog ini semakim eksis untk pemceraham pemgajuam kredit bamk
ReplyDelete