Cara Membangun Usaha Las Listrik

UMKM Las Listrik Tralis, Rolling Door dll






natinedJs ⓚ2017 Pengelasan menjadi sangat penting, karena untuk menempelkan dan menggabungkan besi yang patah, ataupun yang akan dibuat diperlukan pengelasan. Las juga sudah menjadi salah satu UMKM dan menyerap tenaga kerja. Usaha ini merupakan usaha yang cukup berbahaya karena berhubungan dengan pemanasan dan juga bunga api pada saat dilakukan pemotongan besi. Awalnya las menggunakan bahan karbit atau gas dengan prose penyambungan logam dengan gas asetilen (C2H2) sebagai bahan bakar. Prosesnya dengan membakar gas etilen dengan oksigen sehingga menghasilkan suhu 3.500 °C sehingga logam induk dan logam pengisi akan cair.

Pengelasan las karbit kemudian tidak digunakan lagi oleh pengusaha dibidang ini karena gas asiletin berwarna putih yang berbahaya bagi kesehatan paru-paru. Dalam proses pengelasannya menghasilkan bau yang cukup menyengat di hidung. Proses pengelasan juga memakan waktu karena setiap akan melalukan pengelasan pekerja harus mempersiapkan oksigen dengan menggunakan kaki agar dapat mengeluarkan cahaya panas besar untuk menyambungkan besi. 


Keadaan penggunaan gas tersebut tidak relevan lagi bagi pengusaha las. Sehingga muncul teknologi baru dengan menggunakan las listrik. Pengerjaan lebih cepat dan lebih mudah dari biasanya. Las lsitrik ini menggunakan bahan :

Las busur listrik adalah menyambungkan besi dengan menggunakan nyala busur listrik diarahkan ke permukaan logam yang akan disambungkan. Busur listrik dan elektroda akan mencair menghasilkan sambungan besi.

Las busur listrik yang umum saat ini digunakan pengusaha las. Energi listrik diubah menjadi energi panas dengan suhu mencapai 5.500 °C, artinya mengeluarkan panas lebih besar dari las karbit di awal tadi. Elektroda logam pengelasan menjadi tiga yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos hanya digunakan untuk besi tempa dan baha lunak. Kemudian agar mutu las ditingkatkan lagi dengan lapisan fluks dari kawat las. Fluks akan membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida yang tidak diinginkan. Terkahir adalah kawat las merupakan penyempurnaan dari elektroda tersebut banyak digunakan dalam pengelasan komersil. Apabila melakukan pengelasan di pasar las atau usaha-usaha sejenis yang dikembangkan dipinggir jalan.

Cara melakukan pengelasan :
  1. Pembentukan busur listrik atau memasukkan busur dari jepit sumber listrik.
    Elektroda akan keluar dari kutub negatif (katoda) mengalir dengan kecepatan tinggi pada kutub positif (anoda). Pada proses pemanasan biasanya pekerja mempunyai tempat untuk memancung agar kutub positif menyala dan mengeluarkan cahaya panas. Dalam proses ini kemudian pengelasan dilakukan dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian penyambungan atau pengelasan. hubungan singkat dengan arus kekuatan tinggi. Suhu tinggi tersebut akan melelehkan elektroda dibagian pengelasan. Dari penyambungan ini akan membentuk kepompong las karena pengelasan yang terus menerus.
  2. Menyalakan busur listrik.
    Menyalakan busur listrik dilakukan dengan menghubungkan ujung elektroda dengan logam induk tempat pengelasan. Dengan cara memisahkan lagi dengan jarak yang pendek.
  3. Proses penyulutan.
    Garis tengah elektroda dibentuk dari elektroda yang didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuh sebentar dan diankat lagi terus menerus. Apabila pengerjaan ini dilakukan dengan meletakkan busur pada tempat pengelasan tidak akan terjadi dan mungkin hanya akan menyebabkan kepompong las semakin tebal.
  4. Memadamkan busur listrik
    Memadamkan busur listrik tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Teknik melakukannya dengan elektroda pada ujung busur dari manik las dilepaskan dan diangkat dengan arah agak miring. Panjang busur harus kurang dari panjang semula sebelum di las. Pemadaman busur tidak dilakukan ditengah kawah las tapi dilakukan agar berputar sedikir seperti Video UMKM las Listrik.
Alat bantu dalam pengelasan :
  • Kabel las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
  • kabel elektroda
  • kabel massa
  • kabel tenaga
    Pemegang elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
  • Palu las 
Palu las digunakan untuk memukul dan memadatkan kepompong las
  • Sikat kawat
Sikat digunakan untuk pembersiahan besi atau serpihan las
  • Grinda
Mesin pengganti kawat las. Dengan harga yang lumayan mahal untuk pemula lebih baik menggunakan sikat kawat terlebih dahulu.
  • Klem massa
Alat yang menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan penghantar listrik.
  • Tang penjepit
Tang yang digunakan untuk menjepit benda kerja atau logam las untuk memindahkan pada saat keadaan habis di las dan masih panas.
  • Mesin las
Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:
- motor bensin atau diesel
- gardu induk

Tenaga listrik tegangan tinggi dialihkan kebengkel las melalui beberapa transformator.
Tegangan yang diperlukan oleh mesin las biasanya:
- 110 Volt
- 220 Volt
- 380 Volt
  • Besi 
Logam besi atau baja yang akan diproses pengelasan

UMKM las listrik disarankan bagi tenaga berpengalaman karena dalam mengelola usaha ini harus dilakukan dengan hati-hati. Usaha ini berhubungan dengan besi, panas dan bunga api. Dalam menjalankan usaha jasa ini harga tidak dapat ditentukan. Karena, jasa sebagian besar telah memperhitungkan Gross Profit Margin (GPM) sampai 100 persen, diluar bahan. Hal, tersebut terjadi karena jasa tidak dapat di ukur dan jasa pengerjaan sudah dikalkulasikan dalam proses pengerjaan tersebut.

Modal menjalankan usaha sesuai dengan jumlah pembelian alat kerja diatas
Keuntungan atau GPM mencapai 100 % akumlasi GPM diambil dari bahan yang digunakan dan pembayaran jasa pembuatan termasuk di dalamnya.
Usaha ini tidak memiliki Harga Pokok Penjualan karena bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan proyek pekerjaan yang akan dilakukan

Agar tingkat penjualan UMKM usaha ini dapat berjalan terus. Diperlukan upaya pendekatan proyek-proyek pengerjaan di luar tempat usaha. Atau, trend dalam menjalankan usaha Door to Door sales. Arinya, tidak dapat dipastikan konsumen dapat datang untuk membeli jasa dari usaha kita bila tidak terdapat pendekata lebih pada proyek-proyek pengelasan UMKM hanya akan dijalankan apa adanya. Dari satu sisi hanya mengharapkan datangnya pengunjung ke tempat usaha las tersebut.
Previous Post Next Post